Tak hanya mengajarkan nilai-nilai agama, seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kediri punya cara unik menanamkan makna Asmaul Husna kepada siswanya. Ia memperkenalkan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring, hingga menyetrika, bahkan kepada murid laki-laki. Aksi kreatifnya pun viral di media sosial.
Sosok guru itu adalah Muchammad Viki Adi Purba, SPd, yang akrab disapa Viki. Sehari-hari, ia mengajar PAI untuk kelas 1 hingga 6 di SDN Kras 2, Kediri, Jawa Timur.
Video kegiatan murid-muridnya yang belajar tugas domestik ini diunggah melalui akun TikTok miliknya, Piki Purba, dan langsung menarik perhatian warganet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, pelajaran praktik tersebut ia kaitkan dengan salah satu sifat Allah dalam Asmaul Husna. Kegiatan itu merupakan bagian dari pembelajaran PAI untuk kelas 4, 5, dan 6 yang biasanya digelar dua kali setiap semester.
guru PAI viral Viki Purba Foto: Dok. pribadi Viki Purba |
Terinspirasi Asmaul Husna
Viki menjelaskan, pembelajaran keterampilan domestik itu merupakan pengembangan dari salah satu sifat Allah, Al Qayyum.
"Al Qayyum itu artinya Maha Kuat. Maha Kuat itu sendiri mencerminkan kemandirian seseorang. Nah, saya ambil dari contoh pekerjaan rumah tangga di mana menyetrika itu bagian dari tanggung jawab dan kemandirian setiap anak," jelasnya dilansir dari detikEdu, Minggu (2/11/2025).
Gagasan itu muncul ketika Viki menanyakan kepada siswanya siapa yang sudah terbiasa menyapu atau menyetrika seragam. Ternyata, hanya murid perempuan yang mengaku mampu, sementara murid laki-laki belum pernah melakukannya.
Melihat hal itu, Viki menjadikan keterampilan rumah tangga sebagai materi praktik pada kegiatan tengah semester. Program ini dimulai sejak Januari 2025 dan pertama kali diterapkan di kelas 6.
"Memang terkhusus materi ini memang saya sajikan itu untuk anak-anak cowok sebenarnya, yang sebelumnya belum pernah pegang setrika sama sekali bahkan, menurut ceritanya dia," tutur lulusan UIN Tulungagung itu.
Berangkat dari Kritik terhadap Budaya Patriarki
Viki menegaskan, ide pembelajaran ini juga berangkat dari semangat untuk menumbuhkan pola pikir yang tidak patriarkis.
"Sebagian daripada ini sih juga ya, saya kritik tentang patriarki," ungkapnya.
Dalam unggahan TikTok-nya yang viral, ia juga menulis pesan serupa: "Menolak budaya patriarki, mari didik anak2 kita untuk mandiri sejak dini #gurupai #gurumuda #gurukreatif #fyp #gurusd."
Menurutnya, pelajaran sederhana ini sekaligus mengajarkan bahwa tanggung jawab domestik bukan hanya tugas perempuan. Semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, perlu belajar mandiri sejak dini.
Sendok Kotor di Program Makan Bergizi Gratis
Inspirasi kegiatan ini juga datang dari keseharian siswa di sekolah. Viki bercerita, awalnya ia melihat banyak murid membawa sendok sendiri untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), tapi sendok-sendok itu dibawa pulang dalam keadaan kotor.
"Di sekolah kita kan sudah ada MBG. Bermula dari anak-anak bawa sendok sendiri dari rumah untuk mereka makan, lalu kok dibawa pulang? Kok nggak dicuci di sekolahan? Akhirnya, ternyata, apa namanya, sendok itu yang cuci orang tuanya. Padahal, mereka sendiri yang pakai di sekolahan," bebernya.
"Di sekolahan kan ada sabun, ada spons, maksudnya untuk perlengkapan mencuci itu ada. Kenapa nggak difungsikan? Akhirnya, itulah anak-anak kami biasakan berangkat bersih, pulang bersih alat makannya," lanjut Viki.
guru PAI viral Viki Purba Foto: Dok. pribadi Viki Purba |
Kisahkan Pengalaman Pribadi
Viki mengaku, semangat mengajarkan kemandirian itu tumbuh dari pengalaman pribadinya sejak kecil.
"Saya sedikit cerita, karena sebelumnya saya punya pengalaman pribadi di rumah. Saya sendiri itu sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga itu sejak kelas empat SD," ungkapnya.
"Jadi, saya dibiasakan sama orang tua begitu. Dan makanya dari berbekal pengalaman pribadi saya, saya coba aplikasikan di sekolah tempat saya mengajar. Bisa nggak sih anak sekarang ini, kalau kita didik model pemahaman domestik. Mereka bisa nggak sih?" lanjutnya.
Langkah Viki ternyata mendapat dukungan luas dari pihak sekolah dan para orang tua. Mereka menilai kegiatan tersebut membantu anak-anak menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab.
"Alhamdulillah, sejauh ini responsnya positif semua. Dari stakeholder di sekolah ya, mulai dari kepala sekolah, dari guru, dan juga wali murid. Alhamdulillah semua responsnya positif," sebut Viki.
Berita ini sudah tayang di detikEdu, baca berita selengkapnya di sini!













































