Dinkes Blitar Catat 144 Anak Terkena TBC Sepanjang 2025

Dinkes Blitar Catat 144 Anak Terkena TBC Sepanjang 2025

Fima Purwanti - detikJatim
Jumat, 31 Okt 2025 16:15 WIB
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Sebanyak 144 anak di Kabupaten Blitar terkena Tuberkulosis (TBC) sepanjang Januari hingga September 2025. Screening TBC terhadap penderita anak dilakukan secara masif, agar penanganan dan pengobatan dapat dilakukan secara cepat.

"Screening (TBC) yang dilakukan kepada usia anak cukup masif ya, jadi kasus yang kami temukan cukup banyak," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (31/10/2025).

Anggit menyebut, berdasarkan data Dinkes Kabupaten Blitar ada sekitar 854 kasus TBC sepanjang Januari sampai September 2025. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 1.418 kasus TBC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terjadi penurunan pada Agustus kemarin, tapi masih ada beberapa bulan sampai akhir tahun 2025 ini. Sementara ada sekitar 854 kasus TBC," terangnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Anggit, usia penderita TBC bervariatif. Termasuk anak usia di bawah lima tahun (balita), dewasa hingga lansia. Hal itu ditemukan berdasarkan screening awal TBC di masing-masing Fasyankes di Kabupaten Blitar.

Adapun rincian penderita TBC berdasarkan usianya yakni, anak usia 0-14 tahun sebanyak 144 kasus, usia 15-24 tahun ada 86 kasus, usia 25-34 tahun ada 95 kasus dan usia 35-45 tahun sekitar 94 kasus.

Sementara untuk usia 45-54 tahun yakni sekitar 123 kasus, usia 55-65 tahun ada 161 kasus dan penderita TBC di atas 65 tahun sebanyak 151 kasus.

Kata Anggit, temuan kasus TBC mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Hal itu disebabkan karena screening di sejumlah cluster Fasyankes belum dilakukan secara maksimal. Selain itu, investigasi kontak pada indeks kasus baik secara bakteriologis maupun klinis belum dilakukan secara menyeluruh.

"Kemudian penjaringan TBC usia anak masih rendah, belum ada screening secara maksimal. Penemuan TBC klinis masih rendah, dan juga peran lintas sektor di masyarakat belum berjalan maksimal," terangnya.

Anggita menegaskan, seluruh penderita TBC diberikan penanganan sekaligus pengobatan sesuai dengan prosedur. Termasuk memberikan kepada penderita anak dan dewasa.

"Untuk penanganan temuan kasus TBC tentu akan dilakukan sesuai dengan prosedur. Kami juga akan memaksimalkan keterlibatan lintas sektor dalam melakukan screening terhadap penderita TBC," tandasnya.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads