Motor Brebet di Jatim, Benarkah karena Pertalite?

Motor Brebet di Jatim, Benarkah karena Pertalite?

Irma Budiarti - detikJatim
Kamis, 30 Okt 2025 10:45 WIB
Montir mengatasi masalah motor brebet gegara Pertalite di Surabaya
Montir mengatasi masalah motor brebet gegara Pertalite di Surabaya. Foto: Aprilia Devi/detikJatim
Surabaya -

Beberapa hari terakhir, keluhan soal motor yang mendadak brebet setelah mengisi BBM jenis Pertalite ramai terjadi di berbagai wilayah Jawa Timur. Sejumlah bengkel pun dikabarkan kebanjiran pelanggan yang mengeluhkan hal serupa. Benarkah BBM yang menjadi penyebab banyak motor brebet?

Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia turun tangan. Ia mengaku sudah menerima laporan dari lapangan dan langsung mengumpulkan sejumlah pihak terkait.

"Iya, tadi saya begitu mendarat langsung saya panggil Patraniaga, BPH Migas, sama Lemigas, untuk menerima laporan masuk dari mereka," kata Bahlil usai menghadiri Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Bahlil, pemerintah telah menurunkan tim khusus untuk menyelidiki dugaan adanya masalah pada BBM tersebut. Tim saat ini berada di wilayah Malang dan sedang melakukan pengecekan langsung di lapangan.

ADVERTISEMENT

"Sekarang tim saya masih berada di daerah sini (Malang). Nanti setelah ini saya akan rapat dengan mereka di airport," ungkap Bahlil.

Jika nanti terbukti ada pelanggaran dalam distribusi BBM, Bahlil menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam.

"Kalau kemudian ditemukan ada pelanggaran yang dilakukan Pertamina. Maka, pemerintah akan memberikan sanksi tegas," ujar Ketum Partai Golkar ini.

Meski begitu, Bahlil menekankan proses penyelidikan masih berlangsung. Ia meminta masyarakat bersabar menunggu hasil kajian resmi dari Lemigas.

"Tetapi, semuanya ini masih dalam proses. Kita harus cek kebenarannya tentang kualitas minyak. Kita tunggu hasil daripada apa yang dilakukan Lemigas," tandasnya.

Bahlil memperkirakan hasil penelitian mengenai kualitas BBM akan segera keluar dalam waktu singkat.

"Paling lama saya butuh waktu satu sampai dua hari (hasil penelitian). Besok saya akan rapat langsung memimpin di Jakarta," jawabnya.

Tim yang diterjunkan terdiri dari sejumlah lembaga teknis, mulai dari Dirjen Migas, BPH Migas, Lemigas, hingga Pertamina Patra Niaga. Mereka bertugas memeriksa kualitas bahan bakar yang beredar di SPBU yang dilaporkan masyarakat.

"Ada tim khusus. Karena untuk minyak yang didistribusi baik solar maupun bensin di SPBU itu di bawah Pertamina Patra Niaga. Dirutnya ada di situ," bebernya.

Terkait dugaan adanya sabotase dalam kasus ini, Bahlil belum mau berspekulasi sebelum hasil investigasi keluar.

"Kita lihat (sabotase), kita belum bisa mengandai-andai. Kita lihat apa yang akan ditemukan tim. Saya belum bisa menyimpulkan tentang kebenarannya, apa benar atau tidak benar, kita tunggu kajian daripada tim," tegasnya.

"Kalau benar itu terbukti, akan diberikan sanksi tegas. Tapi kan kita tidak bisa menduga-duga, karena belum semuanya clear," pungkasnya.

Penyebab Motor Brebet Usai Diisi BBM Pertalite

Pakar Teknik Mesin ITS Prof Dr Bambang Sudarmanta menyebut ada beberapa faktor penyebab kendaraan brebet. Bambang mengatakan, ada lima faktor yang membuat kendaraan brebet usai diisi Pertalite. Pertama, bisa disebabkan kualitas bahan yang tidak konsisten.

Pertalite memiliki angka oktan RON 90 atau lebih rendah dari Pertamax RON 92 atau Pertamax Turbo RON 98. Bila mesin motor didesain untuk RON tinggi, seperti motor injeksi modern, kompresi 10:1 ke atas, saat diisi Pertalite, pembakaran tidak optimal.

"Gejalanya, mesin brebet tenaga menurun atau sulit distarter. Kemudian suara knocking atau detonas dini. Penyebab teknisnya, nilai oktan yang rendah maka pembakaran tidak sesuai dengan waktunya. Hal ini mengakibatkan tenaga mesin drop dan putaran mesin tidak stabil," kata Bambang, Rabu (29/10/2025).

Faktor kedua, bisa dikarenakan BBM Pertalite yang sudah tercampur air. Sebab, Pertalite yang tercampur air dapat terjadi bila kondisi penyimpanan di SPBU tidak ideal, dan air bisa masuk ke dalam tangki SPBU.

"Air lebih berat dari bensin, kemudian mengendap di dasar tangki. Jika pompa SPBU mengambil bahan bakar dari bagian bawah, air ikut tersedot ke tangki motor. Efeknya pada mesin, air yang tidak bisa terbakar akan menyebabkan misfire atau yang dikenal dengan brebet. Campuran udara, bahan bakar menjadi terlalu 'lean' (miskin bahan bakar). Ini menyebabkan knocking, idle tidak stabil, bahkan mesin mogok," jelasnya.

Faktor ketiga, kendaraan brebet dapat disebabkan adanya gum, endapan, atau kontaminan. Apalagi bila tangki penyimpanan di SPBU lama tidak dibersihkan, akibatnya bahan bakar dapat tercampur residu, karat, atau gum seperti getah bensin teroksidasi.

"Maka filter bahan bakar atau injektor tersumbat, aliran bahan bakar ke ruang bakar terhambat, mesin menjadi brebet pada akselerasi karena suplai bahan bakar tidak konstan," ujarnya.

"Penyebab gum adalah paparan udara dan panas yang menyebabkan oksidasi bensin yang membentuk gum. Ini sering terjadi pada Pertalite karena stabilitas oksidasi lebih rendah dibanding Pertamax," tambahnya.

Faktor keempat, karena ketidaksesuaian rasio campuran udara dan bakar atau air fuel ratio (AFR). Di mana Pertalite memiliki kandungan hidrokarbon ringan, seperti butana, pentana yang lebih volatil.

"Pada cuaca panas atau tekanan rendah, uap bensin terbentuk berlebihan, maka akan memuat campuran terlalu kaya (rich mixture). Sebaliknya, bila tekanan tinggi atau bensin tercampur air, maka campuran terlalu miskin (lean mixture). Kedua kondisi ini menyebabkan brebet atau mesin tidak stabil," urainya.

Terakhir, yaitu sistem BBM yang sensitif, terlebih pada motor injeksi. Karena kendaraan modern memiliki sensor oksigen (Oβ‚‚), throttle position sensor, dan Engine Control Unit (ECU), maka bahan bakar dengan kualitas berbeda seperti RON rendah, kadar air tinggi, atau volatilitas berubah-membuat ECU perlu waktu beradaptasi.

"Akibatnya rasio campuran tidak sesuai akan membuat mesin tersendat, kadang mesin mati saat idle karena ECU gagal menyesuaikan injeksi," pungkasnya.




(irb/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads