Sederet Fakta Ponpes Situbondo Ambruk Tewaskan Santriwati

Sederet Fakta Ponpes Situbondo Ambruk Tewaskan Santriwati

Irma Budiarti - detikJatim
Kamis, 30 Okt 2025 10:30 WIB
Atap ponpes di Situbondo ambruk sebabkan 1 santriwati meninggal
Atap ponpes di Situbondo ambruk sebabkan satu santriwati meninggal. Foto: Chuk Shatu W/detikJatim
SitubondoΒ  -

Musibah melanda pondok pesantren (Ponpes) Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Salah satu bangunan asrama putri di ponpes tersebut ambruk pada dini hari, menewaskan seorang santriwati berusia 12 tahun dan melukai belasan lainnya.

Peristiwa ini terjadi saat wilayah pondok diguyur hujan deras disertai angin kencang. Pihak kepolisian bersama BPBD Jatim langsung turun tangan melakukan penyelidikan dan penanganan.

Sementara para korban luka masih menjalani perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan. Berikut sederet fakta di balik tragedi ambruknya ponpes di Situbondo yang menyisakan duka mendalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta-fakta Ponpes Ambruk di Situbondo

1. Asrama Putri Ambruk Saat Dini Hari

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Rabu (29/10/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Pengasuh Ponpes Syech Abdul Qodir Jailani KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi menjelaskan, saat itu wilayah sekitar pondok diguyur hujan disertai angin kencang.

"Saat itu, terdengar suara gemuruh dari arah asrama putri. Gemuruh tersebut ternyata berasal dari atap bangunan asrama yang ambruk. Yang ambruk bagian atapnya, sementara temboknya tetap berdiri," ungkapnya kepada wartawan.

ADVERTISEMENT

2. Satu Santriwati Tewas, 11 Lainnya Luka

Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut total ada 12 santriwati yang menjadi korban dalam insiden itu.

"Betul. Satu orang meninggal, dari total 12 santriwati yang jadi korban dari peristiwa tersebut," ungkap Rezi.

Santriwati yang meninggal bernama Putri (12), warga Dusun Rawan, Desa/Kecamatan Besuki. Ia telah dimakamkan keluarganya pada Rabu pagi pukul 08.00 WIB.

Sementara korban luka terdiri dari enam orang. Mereka dirawat di Puskesmas Besuki, empat di RSUD Besuki, dan satu di RSIA Jatimned.

3. Korban Sempat Dirawat, Ada yang Harus Dioperasi

Menurut Hasan, para korban yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Beberapa di antaranya mengalami luka cukup serius akibat tertimpa material bangunan.

"Dua santri yang mendapat perawatan di RSUD Besuki harus dioperasi karena lukanya cukup parah. Santriwati tersebut sebelumnya memang dalam kondisi sakit, dan baru kembali ke pondok," ujarnya.

4. Polisi Lakukan Olah TKP dan Datangkan Tim Ahli

Pihak kepolisian bergerak cepat menyelidiki penyebab ambruknya atap bangunan. Rezi menyebut tim ahli akan didatangkan untuk memastikan kondisi struktur pondok.

"Langkah ini dilakukan untuk memastikan penyebab pasti ambruknya atap bangunan serta menilai kelayakan struktur pondok. Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak ponpes dan Kementerian Agama," katanya.

Selain itu, polisi meminta seluruh santri untuk sementara dipindahkan dari asrama terdampak demi keselamatan. "Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi kembali," tandasnya.

5. BPBD Jatim Pastikan Korban Masih Dirawat

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto menjelaskan, peristiwa atap rubuh itu terjadi sekitar pukul 01.00 dini hari. Ia mengatakan, di ruangan asrama putri tersebut tinggal 19 santriwati.

"Pada hari Rabu 29 Oktober 2025, pukul 1 dini hari, telah terjadi atap rubuh di Pesantren Salafiyah-Safiyah Sheikh Abdul Qadir al-Jailani," ujarnya dalam keterangan tertulis.

"Di mana pada ruangan tersebut tinggal 19 santriwati, dan ada korban sebanyak lima orang, satu korban meninggal dunia, dan dua orang luka berat, dua orang luka ringan. Untuk korban yang luka berat dan luka ringan saat ini sedang dirawat di rumah sakit," sambungnya.

BPBD memastikan korban meninggal telah dimakamkan pihak keluarga. "Satu santriwati yang meninggal sudah dimakamkan oleh pihak keluarga siang tadi," ujar Gatot.

6. Dugaan Penyebab Masih Diselidiki

Hingga kini, penyebab pasti ambruknya atap asrama belum diketahui. Kapolres Situbondo menegaskan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan tim ahli.

"Hasil penyelidikan kami masih belum tau penyebabnya, apakah faktor cuaca atau faktor yang lain. Kami juga akan koordinasi dengan pihak kementerian," pungkasnya.




(irb/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads