BNPB Uji Coba Sistem Peringatan Dini Tsunami di Pacitan

BNPB Uji Coba Sistem Peringatan Dini Tsunami di Pacitan

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Selasa, 28 Okt 2025 23:45 WIB
Uji coba peringatan dini tsunami dari BNPB di BPBD Pacitan.
Uji coba peringatan dini tsunami dari BNPB di BPBD Pacitan. (Foto: Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Pacitan -

Serangkaian uji coba sistem peringatan dini tsunami dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pacitan menjadi lokasi pengujian perangkat berteknologi canggih itu.

Kegiatan dilaksanakan secara hybrid berfokus di Pusat Pengendalian dan Operasi (pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Simulasi dan geladi ruang itu dimulai dengan skenario terjadinya gempa bumi M 8,7 berpusat di perairan selatan Pacitan.

Getaran gempa dalam simulasi itu dirasakan hingga pulau Bali dan sebagian Sumbawa. Situasi yang digambarkan sempat membuat warga 'Kota 1.000 Gua' terperanjat itu berlangsung sekitar 2 menit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan dini terkait fenomena alam itu dikirim melalui Warning Receiver System (WRS) milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang terintegrasi dengan aplikasi milik BNPB. Masing-masing Multi Hazard Early Warning System (MHEWS) dan Sistem Informasi Manajemen Pusat Pengendalian Operasi (SIMAMPU).

Petugas di Pusdalops BPBD Pacitan pun lantas menyampaikan perintah evakuasi. Caranya dengan mengaktifkan dua sirene peringatan dini di Kecamatan Kota. Yakni di Desa Kembang dan Kelurahan Sidoharjo.

ADVERTISEMENT

Sesuai skenario, sirene pertama dibangkitkan secara manual, sedangkan sirene kedua diaktifkan langsung dari pusdalops menggunakan moda GSM. Keduanya berbunyi pada waktu hampir bersamaan.

"Itu tadi merupakan sebagian dari rangkaian uji coba Sistem Peringatan Dini Gempa dan Tsunami. Intinya kami ingin memastikan bahwa sistem yang dibangun dengan dukungan Bank Dunia melalui program IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiative Project) itu bekerja dengan baik," kata Penelaah Teknis Kebijakan BNPB, Dianitta Agustinawati yang menyaksikan langsung di lokasi, Selasa (28/10/2025) sore.

Menurutnya, lembaga tempatnya bekerja memang tengah mengembangkan beragam sistem guna terus meningkatkan kapasitas masyarakat terhadap ancaman bencana alam.

Kerja sama lintas lembaga disebut menjadi kunci terhadap keberhasilan upaya tersebut. Tak hanya di dalam negeri, BNPB juga membangun jejaring lintas negara maupun dengan organisasi non pemerintah, baik di dalam negeri maupun internasional.

"Seperti kita ketahui bahwa penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, mulai dari pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha. Selain terus menambah EWS berbasis teknologi, kita juga tak henti-hentinya melakukan upaya peningkatan kapasitas masyarakat di kawasan rawan. Harapannya akan terbangun kesiapsiagaan sebagai budaya sehari-hari," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko mengaku senang bahwa lembaga yang dipimpinnya kini memiliki pusdalops dengan sarana cukup lengkap.

Dia berharap fasilitas yang ada bermanfaat optimal untuk menyampaikan peringatan ancaman bencana dengan lebih cepat dan tepat. Dengan begitu, masyarakat dapat melakukan langkah-langkah evakuasi sebagai bentuk pengurangan risiko.

"Tentu saja kami atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan mengucapkan terima kasih. Insyaallah sarana ini sangat bermanfaat. Apalagi dari dokumen Rencana Kontinjensi diketahui bahwa 47 desa dari 7 kecamatan di Pacitan merupakan kawasan zona merah tsunami," ujar Erwin.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads