Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) di Lamongan juga mengeluhkan kualitas bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang belakangan diduga mengalami perubahan. Banyak di antara mereka mengaku motor mendadak mogok usai mengisi Pertalite di SPBU.
Salah satu pengemudi ojol, Miftahul Haqi menceritakan motornya tiba-tiba kehilangan tenaga saat melewati tanjakan menuju Jembatan Karanggeneng setelah dirinya mengisi BBM Pertalite.
"Awalnya masih bisa jalan pelan-pelan, tapi pas sampai Alas Berumbun motor mati total. Setelah dibawa ke bengkel, ternyata bensinnya warnanya hitam kebiruan, bukan kehijauan seperti biasanya. Filter bensinnya juga kotor banget," ujar Miftahul kepada wartawan, Senin (27/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah bensin dikuras dan diganti Pertamax Green, kata Miftahul, performa motornya kembali normal. Namun biaya operasional yang harus dia tanggung menjadi melonjak tajam.
"Biasanya saya isi Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per hari, sekarang bisa sampai Rp80 ribu. Jelas memberatkan, apalagi kami yang kerja harian," keluhnya.
Keluhan serupa datang dari rekannya sesama ojol di Lamongan. Banyak yang melaporkan motor brebet, kehilangan tenaga, hingga mati mesin usai mengisi Pertalite.
"Rata-rata motornya bermasalah setelah isi Pertalite. Kami harap kualitasnya diperbaiki seperti dulu lagi, jangan ada campuran aneh-aneh," tambah Miftahul.
Para pengemudi berharap pemerintah dan pihak Pertamina segera turun tangan memeriksa kualitas Pertalite di lapangan. Mereka khawatir BBM yang beredar tercampur etanol sehingga berdampak pada mesin motor.
"Kalau bisa jangan diteruskan dulu etanolnya. Tingkatkan mutu dan kualitas Pertalite-nya. Kami rakyat kecil, jadi sangat berharap kepentingan rakyat yang diutamakan," pungkasnya.
(dpe/abq)











































