Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar program gerakan beternak ayam petelur mandiri (Gayatri). Dana program ini, selain bersumber dari pememrintah juga dari corporate social responsibility (CSR).
Kepala Bidang Peternakan Disnakkan Pemkab Bojonegoro, Fajar Dwi Nurrizki, mengatakan program Gayatri dimulai bulan Juli hingga September ini mencapai 400 KPM yang tersebar di 10 desa yang tersebar di 5 kecamatan.
"Ada 400 KPM penerima program Gayatri yang didanai dari APBD induk yang telah tersalurkan sejak Juli 2025 lalu," ujar Kepala Bidang Peternakan Disnakkan Bojonegoro, Fajar Dwi Nurrizki, Sabtu (25/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajar menambahkan, hingga dari hasil monitoring dan evaluasi tercatat produksi telur yang tercatat hingga akhir september 2025 mencapai 385.119 butir dari 21.600 ekor ayam petelur yang dibagikan kepada 400 KPM. Sedangkan untuk angka Kematian ayam hanya mencapai 0,6 persen atau terdapat 126 ekor dari 21.600 ekor.
"Produksi telur Yang terlapor per September kemarin 385.119 , real nya lebih dari itu. Dari 400 KPM Gayatri dari APBD induk.Secara analisa usaha dalam kajian teknis untuk kematian ayam sekitar 2 %. Sehingga masih di bawah batas wajar," jelas Fajar.
Pihak Dinas Peternakan Bojonegoro juga terus melakukan pendampingan dengan berbagai metode diantaranya menginformasikan terkait kondisi kandang ayam jangan terlalu panas atau sebaliknya, hingga penanganan dari petugas kesehatan hewan, apabila terjadi kendala kesehatan ayam tersebut.
Petugas lapangan juga memberikan pendampingan para KPM yang sebelumnya juga sudah diberikan bimbingan teknis, selain itu juga diberikan vaksin hingga obat-obatan agar ayam tidak gampang terpapar penyakit.
"Kami sudah melakukan sejumlah pencegahan diantaranya pendampingan, pemberian vaksin hingga obat-obatan untuk program Gayatri," imbuh Fajar.
Program Gayatri ini telah tersebar di 5 kecamatan 10 desa diantaranya pada Kecamatan Ngambon meliputi Desa Bondol dan Sengon, Kecamatan Sekar yakni Desa Sekar dan Klino, Kecamatan/Desa Gondang dan Senganten Tambakrejo, Desa Kandangan dan Turi, kemudian Kecamatan Bubulan di Desa Cancung, dan Sumberbendo.
Pemkab Bojonegoro juga telah menambah kuota Keluarga penerima manfaat di P-APBD 2025 sebanyak 5.000 KPM. Namun saat ini masih dalam proses verifikasi dan pengajuan SK serta pengadaan barang dan jasanya.
"Setiap KPM mendapatkan Ayam pullet 54 ekor, Pakan 400 Kg, Kandang baterai 2 unit serta obat2an dan vitamin," tutur Fajar.
Program Gayatri juga digelontorkan kepada warga Bojonegoro melalui dana APBDesa 2025 dengan total anggaran 45,2 milyar namun hingga saat ini baru terealisasi mencapai 14,2 milyar.
Kepala DPMD Bojonegoro, Machmuddin, menjelaskan bahwa program Gayatri yang bersumber dari APBDes dianggarkan sebesar Rp 45 kini, realisasi anggaran baru mencapai Rp 14,2 miliar.
"Dari 419 desa, sudah 145 desa yang melaksanakan program Gayatri. Sedangkan 274 desa masih dalam proses, dan tiga desa belum melaporkan ke DPMD," jelas Machmuddin.
Ia menambahkan, hingga pertengahan Oktober 2025, produksi telur dari program Gayatri yang dikelola DPMD telah mencapai 65.351 butir, berasal dari 40.154 ekor ayam yang dibagikan kepada 741 KPM di 22 kecamatan.
"Penyaluran bantuan ayam belum mencapai 50 persen karena stok ayam petelur masih terbatas. Itu yang menyebabkan sebagian desa belum menjalankan program Gayatri," pungkas Machmudin.
Penerima manfaat Gayatri kini terus bertambah, salah satunya yang telah merasakan adalah Semi, warga Bonorejo, Kecamatan Gayam, iya menuturkan jika ayam yang di pelihara telah bertelur.
"Setiap hari, dari sekitar 54 ayam petelur yang saya terima bisa bertelur antara 49 sampai 52 butir. Telur ini sebagian dijual ke pasar maupun tetangga dengan harga sekitar Rp25 ribu per kilogram, sisanya untuk konsumsi sendiri," ucap Semi di kandang ayam Gayatri.
(dpe/abq)











































