Penyebab Waspada Cuaca Ekstrem di Jatim, Ini Daerah yang Harus Waspada

Penyebab Waspada Cuaca Ekstrem di Jatim, Ini Daerah yang Harus Waspada

Mira Rachmalia - detikJatim
Rabu, 22 Okt 2025 17:00 WIB
Kapal feri tujuan ke Pulau Halmahera dengan latar awan gelap bersandar di Pelabuhan Ferry Bastiong, Ternate, Maluku Utara, Rabu (8/10/2025).Arus penyeberangan di pelabuhan tersebut terhambat cuaca buruk dan gelombang tinggi yang melanda wilayah perairan Maluku Utara sejak Selasa (7/10) pagi sehingga mengakibatkan penumpukan kendaraan karena waktu tempuh kapal ferry menjadi lebih lama hingga terhambatnya distribusi logistik ke daerah-daerah.ANTARA FOTO/Andri Saputra/bar
ILUSTRASI CUACA EKSTREM. Simak penyebab cuaca ekstrem di Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Surabaya -

Wilayah Jawa Timur (Jatim) diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrem hingga 29 Oktober 2025. Peringatan ini dikeluarkan BMKG Stasiun Meteorologi Juanda, seiring dengan masuknya sebagian wilayah Jatim ke masa peralihan musim atau pancaroba, sementara wilayah lain sudah mulai memasuki awal musim hujan.

Kondisi atmosfer yang tidak stabil ini diprediksi dapat memicu berbagai fenomena cuaca ekstrem, mulai dari hujan intensitas tinggi, hujan es, angin kencang, hingga potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Penyebab Cuaca Ekstrem di Jatim

Kepala BMKG Juanda Taufiq Hermawan menjelaskan peningkatan potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur dipengaruhi beberapa gangguan atmosfer yang sedang melintasi wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini, sebagian wilayah Jawa Timur berada pada masa pancaroba, sementara sebagian lainnya sudah memasuki awal musim hujan. Dalam sepekan ke depan diprakirakan terdapat peningkatan potensi cuaca ekstrem yang berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat," ujar Taufiq, Selasa (21/10/2025).

Ia menyebutkan, fenomena ini dipicu kombinasi gelombang atmosfer global seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin yang memicu peningkatan pembentukan awan hujan di atas wilayah Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sekitar Selat Madura juga menjadi faktor pendukung terbentuknya awan-awan konvektif. Awan jenis ini umumnya berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan disertai kilat dan angin kencang.

Daerah Berpotensi Terdampak Cuaca Ekstrem

BMKG mencatat sejumlah wilayah di Jawa Timur yang harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem dan dampak bencana hidrometeorologi. Berikut daerah-daerah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem di Jatim.

Wilayah Pantai Utara dan Barat

  • Kabupaten Bangkalan
  • Kabupaten Bojonegoro
  • Kabupaten Gresik
  • Kabupaten Lamongan
  • Kabupaten Tuban
  • Kabupaten Sampang

Wilayah Tengah dan Selatan

  • Kabupaten Malang
  • Kabupaten Blitar
  • Kabupaten Tulungagung
  • Kabupaten Trenggalek
  • Kabupaten Pacitan
  • Kabupaten Ponorogo

Wilayah Timur dan Tapal Kuda

  • Kabupaten Probolinggo
  • Kabupaten Lumajang
  • Kabupaten Jember
  • Kabupaten Bondowoso
  • Kabupaten Situbondo
  • Kabupaten Banyuwangi

Wilayah Mataraman dan Sekitarnya

  • Kabupaten Ngawi
  • Kabupaten Magetan
  • Kabupaten Madiun
  • Kabupaten Nganjuk
  • Kota Madiun
  • Kota Kediri
  • Kota Probolinggo

Wilayah Perkotaan

  • Kota Surabaya
  • Kota Kediri
  • Kota Probolinggo

Dampak dan Langkah Antisipasi

Cuaca ekstrem yang terjadi selama periode pancaroba dapat menimbulkan sejumlah risiko. BMKG memperingatkan potensi banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, serta gangguan lalu lintas akibat jalan licin atau jarak pandang terbatas.

Wilayah dengan topografi curam, bergunung, atau berada di tebing sungai diimbau untuk lebih waspada terhadap ancaman tanah longsor. Sementara masyarakat di daerah dataran rendah atau kawasan perkotaan, perlu mewaspadai potensi genangan dan banjir akibat sistem drainase yang tidak lancar.

BMKG juga mengingatkan agar kegiatan luar ruangan, seperti bertani, nelayan, atau perjalanan darat, memperhatikan prakiraan cuaca harian sebelum beraktivitas.

Imbauan BMKG untuk Masyarakat

Untuk meminimalkan risiko akibat cuaca ekstrem, BMKG Juanda mengimbau masyarakat agar terus memantau perkembangan informasi cuaca resmi.

"Masyarakat dapat memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI serta informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini setiap 2-3 jam ke depan yang secara berkala dibagikan oleh BMKG Juanda," jelas Taufiq.

Selain itu, instansi terkait seperti BPBD dan pemerintah daerah diminta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, melakukan pengecekan pohon rawan tumbang, memastikan saluran air bersih dari sampah, serta menyiagakan posko darurat jika diperlukan.

BMKG menegaskan cuaca ekstrem tidak selalu berarti hujan deras, tetapi dapat berupa perubahan suhu udara yang drastis, angin kencang, hingga hujan es di beberapa wilayah tertentu. Fenomena ini biasanya berlangsung singkat, namun dapat berdampak besar terhadap keselamatan dan aktivitas masyarakat.

Dengan memahami penyebab dan pola cuaca ekstrem ini, masyarakat Jawa Timur diharapkan dapat lebih siap menghadapi perubahan cuaca, menjaga keselamatan diri dan keluarga, serta berperan aktif dalam mitigasi bencana di lingkungannya.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads