Operasional SPPG Penyuplai MBG SMPN 1 Boyolangu Dihentikan Sementara

Operasional SPPG Penyuplai MBG SMPN 1 Boyolangu Dihentikan Sementara

Adhar Muttaqin - detikJatim
Selasa, 14 Okt 2025 19:30 WIB
Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah
Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Pascainsiden dugaan keracunan massal di SMPN 1 Boyolangu, Tulungagung, operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanggung yang memasok menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan. Sementara itu jumlah korban bertambah menjadi 68 anak.

"Informasinya dihentikan sementara oleh BGN, tapi untuk lebih detailnya silahkan konfirmasi ke sana," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah, Selasa (14/10/2025).

Dinkes Tulungagung juga terus memantau perkembangan kasus dugaan keracunan massal tersebut. Dari hasil pemantauan dinas kesehatan terdapat penambahan 8 pasien dari sebelumnya 62 menjadi 68 pasien. Rinciannya 63 dirawat di Puskesmas Boyolangu dan satu pasien di Puskesmas Beji serta lima dirawat di RSUD Campurdarat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebanyak 58 pasien telah diperbolehkan pulang karena kondisinya memang membaik. Alhamdulillah yang dirawat di Puskesmas tinggal empat orang. Sementara itu dari lima pasien yang dirujuk ke rumah sakit, satu di antaranya sudah pulang dan empat lainnya masih menyelesaikan pengobatan, bukan karena kondisi gawat," kata Anna, Selasa (14/10/2025).

ADVERTISEMENT

Mayoritas korban merupakan siswa SMPN 1 Boyolangu, namun terdapat satu siswa dari SDN 1 Tanggung yang juga mengalami gejala keracunan usai mengkonsumsi MBG.

Guna memastikan penyebab dugaan keracunan massal tersebut tim dinas kesehatan telah melakukan penyelidikan epidemiologi dengan mengambil sampel makanan, pemeriksaan penjamah makanan, hingga klasifikasi para korban.

"Untuk penjamah makanan kami lakukan rektal swab, mereka ya petugas SPPG yang menyiapkan sajian itu," jelasnya.

Sampel tersebut telah dikirim ke RSUD dr Iskak Tulungagung, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya serta laboratorium kesehatan daerah. Hasil uji laboratorium diperkirakan baru akan keluar sepekan mendatang.

"Hari ini BPOM juga turun ke lapangan untuk mengambil sampel tambahan," jelasnya.

Sebelumnya, kasus dugaan keracunan ini bermula pada Senin (13/10/2025) pagi, 1.120 siswa mendapatkan jatah MBG yang dipasok oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Gusti Maringi Mukti dari Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.

Sesaat setelah menyantap MBG, puluhan siswa mengalami gejala mual, muntah dan pusing. Puluhan korban akhirnya dilarikan ke Puskesmas Boyolangu.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads