Suasana haru masih menyelimuti RS Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso Polda Jatim, Selasa (7/10/2025). Sejumlah keluarga korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny masih memadati area rumah sakit, menanti kabar hasil identifikasi dari tim Disaster Victim Identification (DVI).
Memasuki hari kesembilan pascatragedi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan operasi pencarian korban telah resmi ditutup. Seluruh korban yang ditemukan telah dibawa ke RS Bhayangkara, rumah sakit rujukan utama untuk proses identifikasi lanjutan.
Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Mohammad Khusnan Marzuki mengungkapkan, RS Bhayangkara menerima 62 kantong jenazah, termasuk 7 kantong berisi bagian tubuh (body part). Hingga hari ini, proses identifikasi masih terus berjalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses identifikasi masih berjalan bertahap melalui tes DNA dan rekonsiliasi bersama keluarga korban. Bila hasilnya cocok, tim akan segera menghubungi keluarga untuk penyerahan jenazah," ujar Khusnan, Selasa (7/10/2025).
Sementara itu, di area posko crisis center yang telah berdiri sejak Jumat (3/10/2025), keluarga korban tampak menanti dengan penuh kesabaran. Sejumlah relawan turut membantu mendampingi keluarga yang masih menunggu panggilan dari tim DVI untuk pengambilan sampel DNA.
"Sekarang prosesnya bergantian untuk tes DNA. Kemarin sudah tujuh korban teridentifikasi. Sehari biasanya ada lima panggilan identifikasi DNA," tutur salah satu ibu korban yang enggan disebutkan namanya.
Tidak hanya keluarga korban, para alumni Pondok Pesantren Al-Khoziny, tetangga, hingga warga sekitar juga terlihat hadir memberikan dukungan moral.
"Saya dari Bangkalan, datang untuk menemui tetangga saya yang berduka. Sudah di sini dua hari menunggu jenazah dipulangkan," ungkap Rutmini (43), salah satu warga yang mengenal korban.
Di halaman rumah sakit, dapur umum masih beroperasi sejak hari pertama tragedi. Relawan dan warga sekitar bergantian menyalurkan makanan bagi keluarga yang menunggu di area posko.
"Dapur umum terbuka bagi siapa pun yang ingin memberi bantuan. Makanan atau minuman bisa diambil siapa saja yang membutuhkan. Sejak hari pertama, alhamdulillah, kami mendapat bantuan cukup banyak, hanya kebutuhan anak-anak seperti popok dan susu yang masih kurang," ujar Ummy (60), perwakilan dari Dinas Sosial Jawa Timur.
Hingga kini, proses identifikasi masih terus berlangsung. RS Bhayangkara masih dipenuhi suasana haru dan duka, namun juga diwarnai semangat kebersamaan antara keluarga, relawan, dan aparat.
(auh/hil)