Cerita Relawan 8 Hari Tak Pulang Evakuasi Korban Ponpes Ambruk Sidoarjo

Cerita Relawan 8 Hari Tak Pulang Evakuasi Korban Ponpes Ambruk Sidoarjo

Suparno - detikJatim
Selasa, 07 Okt 2025 21:45 WIB
Sejumlah relawan yang turut mengevakuasi korban ponpes ambruk diundang ke rumah dinas Wakil Bupati Sidoarjo Hj Mimik Idayana.
Sejumlah relawan yang turut mengevakuasi korban ponpes ambruk diundang ke rumah dinas Wakil Bupati Sidoarjo Hj Mimik Idayana. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Evakuasi korban bangunan ambruk di Ponpes Al-Khoziny, Desa/Kecamatan Buduran, Sidoarjo dinyatakan tuntas. Di balik keberhasilan proses panjang evakuasi korban itu ada kisah relawan yang 8 hari penuh tidak pulang ke rumah.

Salah satu relawan yang turut terlibat dalam proses evakuasi itu adalah Taufiq, relawan dari Baznas Pusat yang terjun langsung dalam proses evakuasi jenazah santri dari bawah reruntuhan bangunan.

"Waktu pakai APD putih saya bersama 4 teman lainnya mengangkat jenazah dan memasukkannya ke ambulans. Capek iya tapi semua kami lakukan dengan ikhlas dan senang hati," kata Taufiq ditemui detikJatim, Senin (7/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tinggal di Sidoarjo, Taufiq memilih tidak pulang selama proses evakuasi berlangsung. Ia tidur di posko bersama tim SAR gabungan meski waktu istirahatnya tak pernah benar-benar jenak.

ADVERTISEMENT

"Kadang malam itu kangen anak istri. Tapi sekarang komunikasi bisa lewat handphone. Jadi walau nggak ketemu bisa tetap saling menyemangati," katanya sembari tersenyum.

Tak hanya evakuasi jenazah, Taufiq juga turut membantu memindahkan puing-puing reruntuhan yang beratnya mencapai belasan kuintal. Dalam tugasnya itu ia bekerja sama dengan relawan dari berbagai lembaga seperti BNPB, Tagana, dan sesama relawan Baznas.

"Puing yang kita angkat itu betonnya berat banget, bisa ratusan kilo. Jadi harus hati-hati dan semua sesuai instruksi ketua tim," ungkapnya.

Kisah menginspirasi juga datang dari Rafif (17), santri dari Ponpes Al-Hamdaniyah Sidoarjo, yang menjadi relawan di dapur umum selama delapan hari.

"Saya memang ikut relawan karena kemauan sendiri, dan juga perintah dari Kyai. Kami diajarkan Islam itu soal tolong-menolong, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, siapa pun itu," ujar Rafif.

Selama berada di basecamp, Rafif harus menjaga kondisi fisiknya tetap prima karena pekerjaan sebagai relawan sangat menguras tenaga.

"Kerjanya 24 jam, kami layani semua tim gabungan. Tapi Alhamdulillah semua dijalani dengan semangat. Dan bersyukur selesai kegiatan mendapatkan apresiasi dari Wakil Bupati Sidoarjo," tambahnya.

Sebagai bentuk penghargaan, Wakil Bupati Sidoarjo Hj Mimik Idayana mengundang sejumlah relawan ke rumah dinasnya, Selasa (7/10/2025). Ia menyampaikan rasa terima kasih dan bangga atas dedikasi para relawan yang bekerja tanpa pamrih.

"Terima kasih atas partisipasinya. Semoga amal baik kalian semua menjadi tabungan akhirat. Tidak mudah mendarmabaktikan diri tanpa pamrih untuk kemanusiaan," kata Mimik yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Sidoarjo.

Mimik menambahkan bahwa keberadaan para relawan menjadi simbol kekuatan solidaritas masyarakat, terutama di tengah situasi darurat kemanusiaan seperti ini.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads