Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny Terkendala Sidik Jari Rusak

Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny Terkendala Sidik Jari Rusak

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 03 Okt 2025 19:45 WIB
Kabid DVI Pusdokkes Polri, AKBP dr Wahyu Hidajati SpFM Mars
Kabid DVI Pusdokkes Polri, AKBP dr Wahyu Hidajati SpFM Mars (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Sebanyak delapan korban bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ditemukan dan dibawa ke RS Bhayangkara H S Samsoeri Mertojoso Surabaya, Jumat (3/10/2025). Kabid DVI Pusdokkes Polri AKBP dr Wahyu Hidajati SpFM Mars menyebut, ada sidik jari jenazah yang rusak.

Ketika baru lima jenazah yang tiba di RS Bhayangkara Surabaya, dr Wahyu menyebutkan kendala yang dialami tim forensik. Yakni rusaknya sidik jari jenazah.

"Nah jadi sidik jarinya sudah mulai rusak karena sudah mulai membusukan," kata dr Wahyu kepada wartawan, Jumat (3/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rata-rata jenazah korban masih anak-anak, sidik jari dari KTP pun tidak ada karena belum cukup usia. Sama halnya bila menggunakan Mobile Automated Multi-Biometric Identification System (MAMBIS), teknologi pemindai sidik jari.

Kesulitan lainnya juga pada gigi. Identifikasi jenazah dari gigi dilakukan dengan mencocokkan data gigi jenazah (post morthem) dengan data rekam medis gigi pasien (ante morthem) yang memiliki ciri unik pada setiap individu.

ADVERTISEMENT

"Dari gigi, nah gigi rata-rata umur 12-15 itu pertumbuhannya hampir sama, ciri-ciri khusus sampai saat ini belum didapatkan. Misalnya ada yang copot satu atau apa itu belum ada yang khas dari laporan keluarga, dan yang ditemukan. Jadi untuk dari gigi juga agak kesulitan untuk membandingkan," jelasnya.

Sedangkan dari segi pakaian, kendalanya dari model yang mirip-mirip. Apalagi kejadiannya saat salat asar, tak sedikit korban menggunakan baju koko, peci, dan sarung tanpa identitas nama pada pakaian atau lainnya.

"Tidak ada identitas apapun. Misalnya di baju kokonya ada namanya, itu tidak ada. Jadi rata-rata ya sama gitu, serupa anak-anak ini yang jadi korban gitu," ujarnya.

Tanda lahir atau bagian penanda pada tubuh juga masih menjadi kendala tim medis. Seperti tahi lalat yang dimiliki korban, bahkan keluarga yang tidak hafal letaknya pada bagian tubuh sebelah mana.

"Meskipun ada (keluarga) yang hafal (tanda lahir anaknya), tapi sampai sekarang pembandingannya itu belum ketemu. Jadi itulah kondisi saat in yang menjadi kendala," pungkasnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads