6 Santri Asal Kota Malang Jadi Korban Ambruknya Ponpes di Sidoarjo

6 Santri Asal Kota Malang Jadi Korban Ambruknya Ponpes di Sidoarjo

Muhammad Aminudin - detikJatim
Jumat, 03 Okt 2025 14:15 WIB
Pekerja menggunakan alat berat saat membongkar puing bangunan mushalla yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Pembongkaran bangunan tersebut untuk memudahkan akses tim evakuasi ke korban yang diduga masih banyak yang belum terselamatkan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.
Ponpes di Sidoarjo ambruk/Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Malang -

Enam santri asal Kota Malang turut menjadi korban insiden runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo. Dua diantaranya mengalami luka ringan.

Keenam santri tersebut merupakan warga Kedungkandang, Kota Malang. Camat Kedungkandang Fahmi Fauzan menyampaikan, pihaknya menerima kabar warganya turut menjadi korban pada Rabu (1/10/2025).

"Benar ada (korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny) warga Kecamatan Kedungkandang khususnya di Kelurahan Kedungkandang dan di Kelurahan Lesanpuro," kata Fahmi kepada wartawan, Jumat (3/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara rinci, Fahmi menuturkan detil keenam anak yang menjadi korban tersebut. Yakni empat anak merupakan warga Kelurahan Kedungkandang dan dua anak lainnya merupakan warga Kelurahan Lesanpuro.

ADVERTISEMENT

"Dua anak mengalami luka ringan, warga Lesanpuro. Mudah-mudahan tidak berkembang lagi lah. Dan dua korban hanya luka ringan. InsyaAllah tidak ada luka berat dan bisa segera mengikuti pendidikan lagi di pondok pesantren," tuturnya.

"Karena apapun, Pondok Pesantren merupakan institusi baik dalam proses membangun karakter bangsa," sambungnya.

Sementara disinggung mulai kapan santri tersebut menimba ilmu di Ponpes Al Khoziny? Fahmi mengaku belum mengetahui secara detil.

"Kami belum sampai sedetil itu ya, mulai kapan, kemudian kelas berapa, berapa tahun sudah di sana, belum punya informasi detil," ungkapnya.

Meski begitu, Fahmi menyampaikan telah melaporkan informasi tersebut kepada pimpinannya, dalam hal ini Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso. Dan pihaknya masih menunggu informasi terkait penanganan yang akan dilakukan.

"Sampai saat ini kan masih belum ada arahan-arahan detil, tapi tentunya kita akan tetap mencermati, mengikuti perkembangan khususnya warga Kedungkandang," pungkasnya.

Seperti diberitakan, jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo bertambah. Hingga Jumat (3/10) pagi, tercatat tujuh orang meninggal dari total 110 korban yang berhasil dievakuasi. Sementara itu, 103 korban lainnya selamat.

Penambahan korban meninggal terjadi setelah dua jenazah ditemukan dalam reruntuhan pada Jumat (3/10) pagi. Jenazah itu berhasil dievakuasi usai petugas mengerahkan alat berat sejak Kamis (2/10) siang, termasuk crane untuk mengangkat puing bangunan dengan hati-hati.




(mua/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads