Proses pengangkutan reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo denga alat berat mulai dilakukan. Turut diterjunkan dalam proses ini 208 personel Polresta setempat mengamankan dan membantu proses pengangkatan puing.
Pengamanan dilakukan setelah proses pencarian korban memasuki hari ketiga pascakejadian, atau 3x24 jam. Ratusan personel disebar ke sejumlah titik strategis, baik di sekitar kawasan pondok pesantren maupun pada jalur-jalur lalu lintas sekitar lokasi.
"Total ada 208 personel yang kami turunkan dalam pengamanan hari ini, termasuk untuk rekayasa lalu lintas di beberapa titik," ujar Kabag Ops Polresta Sidoarjo, Kompol M. Irfan, Kamis (2010/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain penjagaan di area ponpes, anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) juga dikerahkan untuk melakukan rekayasa arus kendaraan, terutama di persimpangan traffic light Maspion 2, Banjar Kemantren, Buduran. Langkah ini dilakukan guna memastikan proses evakuasi dan mobilisasi alat berat dapat berjalan tanpa hambatan.
"Kami sudah menginformasikan kepada masyarakat sejak kemarin soal potensi rekayasa lalu lintas. Kami mohon dukungan dan pengertian masyarakat agar proses evakuasi berjalan lancar," tambah Irfan.
Tak hanya dari jajaran Polresta Sidoarjo, pengamanan juga melibatkan TNI, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan. Selain itu, Polda Jawa Timur turut menurunkan personel, termasuk dari Satuan Brimob, untuk memperkuat dukungan terhadap proses evakuasi yang dipimpin oleh tim Basarnas, BNPB, dan relawan.
Tim Dokkes dari Polda Jatim serta Polresta Sidoarjo juga disiagakan di lokasi untuk memberikan bantuan medis jika diperlukan. Hingga saat ini, proses evakuasi terus dilakukan secara hati-hati mengingat kondisi reruntuhan yang masih rawan. Pihak kepolisian menyatakan akan terus memberikan dukungan penuh hingga seluruh proses selesai.
(auh/abq)