Terpampang data di kawasan posko gabungan Ponpes Al Khoziny mengenai daftar nama sejumlah santri yang belum ditemukan usai insiden ambruknya bangunan pada Senin (29/9). Diduga ada 66 santri yang berada dalam pencarian.
Data tersebut juga tersebar di beberapa kanal media sosial. Diduga, data itu berasal dari daftar absen para santri yang dimiliki oleh pihak pondok pesantren maupun laporan dari keluarga yang merasa kehilangan.
Namun, hingga saat ini belum ada pihak yang bisa mengkonfirmasi terkait kebenaran data tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Operasi pencarian dan Pertolongan Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo selaku SAR Mission Coordinator (SMC) menyebut bahwa data itu berhubungan dengan pihak ponpes.
"Saya tidak bisa memastikan terkait itu. Makanya tadi pagi terkait simpang-siur (data korban belum ditemukan) itu Kepala BNPB sudah
memerintahkan jajarannya beserta unsur forkopimda. Karena hubungannya dengan dengan pihak pesantren pengurus ya," ujar Bramantyo, Rabu (1/10/2025).
Pihaknya menegaskan bahwa saat ini Basarnas masih terus fokus dalam melakukan proses evakuasi.
Namun, Basarnas juga berupaya tetap mencocokkan dengan data korban yang berhasil terevakuasi di lapangan.
"Apapun itu nanti kalau kita cek masih ada ya kita lihat di lapangan, itu yang kita maksimalkan.
Makanya malam ini saya tetap berusaha walaupun sudah kita angkat yang tadi kita cek ulang, cek ulang lagi," kata Bramantyo.
Proses evakuasi pun akan terus dilakukan. Hari ini, ada tujuh korban yang berhasil dikeluarkan dari reruntuhan. Dua diantaranya meninggal dunia.
"Jadi dengan demikian pada hari ini kita telah berhasil mengevakuasi tujuh korban dengan rincian lima selamat dan dua dalam kondisi meninggal dunia. Saya kira itu yang dapat saya sampaikan pada malam hari ini," pungkasnya.
(hil/abq)