Wilayah Sumenep dan Pulau Sapudi diguncang gempa tektonik pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab gempa bumi yang mengguncang Sumenep semalam.
BMKG memutakhirkan kekuatan gempa menjadi magnitudo 6,0 dengan episenter di laut pada koordinat 7,35Β° LS dan 114,22Β° BT, berjarak 58 kilometer arah tenggara Sumenep, dengan kedalaman 12 kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut termasuk jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif bawah laut. Hasil analisis mekanisme sumber juga menunjukkan adanya pergerakan naik (thrust fault) pada lempeng bawah laut di sekitar Madura.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik," ungkap Daryono dilansir dari laman resmi BMKG, Rabu (1/10/2025).
Hingga Rabu pagi pukul 06.00 WIB, BMKG mencatat sebanyak 83 gempa susulan (aftershock) pascagempa utama. Meski begitu, BMKG memastikan aktivitas tersebut fenomena alamiah pascagempa besar dan terus dipantau secara intensif.
"Hasil monitoring BMKG untuk gempa Madura-Pulau Sapudi menunjukkan gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar 4,4 dan magnitudo terkecil 1,9," ungkapnya.
Meski tidak berpotensi tsunami, gempa Sumenep-Pulau Sapudi ini menimbulkan getaran luas di sejumlah wilayah, mulai dari Madura, Jawa Timur, hingga Bali dan Lombok, dengan tingkat intensitas yang bervariasi. Berikut sebaran dampaknya berdasarkan analisis BMKG melalui skala intensitas MMI (Modified Mercalli Intensity).
- Getaran skala intensitas V-VI MMI dirasakan di Pulau Sapudi. Semua orang merasakan getaran dengan jelas, bahkan terjadi kerusakan ringan pada bangunan.
- Getaran skala intensitas IV MMI dirasakan di Kabupaten Sumenep. Getaran dirasakan banyak orang di dalam rumah, sebagian di luar rumah. Efeknya menyebabkan gerabah pecah, jendela serta pintu berderik, dan dinding berbunyi.
- Getaran skala intensitas III-IV MMI dirasakan di Situbondo, Sampang, Pamekasan, dan Surabaya. Fenomena ini membuat orang dalam rumah merasakan guncangan nyata, seakan-akan truk besar sedang melintas.
- Getaran skala intensitas III MMI dirasakan di Tuban, Denpasar, dan Gianyar. Getaran nyata dirasakan dalam rumah, dengan sensasi seperti dilalui kendaraan berat.
- Getaran skala intensitas II-III MMI dirasakan di Tabanan, Buleleng, Kuta, Banyuwangi, Bangkalan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Sidoarjo, dan Mojokerto. Guncangan dirasakan nyata di dalam rumah, dengan getaran menyerupai truk lewat.
- Getaran skala intensitas II MMI dirasakan di Lombok Utara, Kota Mataram, Lombok Tengah, Malang, Blitar, Bondowoso, dan Poncokusumo. Hanya sebagian orang yang merasakan, dengan benda-benda ringan yang digantung ikut bergoyang.
(irb/hil)