Pemerintah Kabupaten Jember menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah atas keberhasilan melakukan percepatan penurunan angka buta aksara. Penghargaan diberikan saat memperingati Hari Aksara Internasional di Jakarta.
Bupati Jember Muhammad Fawait menyampaikan penghargaan ini bisa didapatkan dikarenakan seluruh pihak berdedikasi dan berperan aktif dalam percepatan penurunan angka buta aksara. Kata dia, penghargaan tersebut merupakan buah hasil dari kerja kolektif semua pihak.
"Alhamdulillah, penghargaan ini menjadi bukti bahwa jika kita fokus kerja, kerja dan kerja sesuai arahan Presiden. Insyaallah kita akan terus berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitas SDM demi masa depan Jember yang lebih baik," katanya, Minggu (28/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Hadi Mulyono menyebut bahwa penghargaan ini bukan sekadar pengakuan. Melainkan adalah wujud nyata dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Syukur Alhamdulillah, pada peringatan Hari Aksara Internasional kemarin, Jember mendapatkan penghargaan atas dedikasi dan peran aktif dalam menurunkan angka buta aksara. Dalam kurun waktu setahun terakhir, terdapat percepatan signifikan dalam penuntasan buta aksara di Kabupaten Jember," ujarnya.
Selanjutnya kata dia, pencapaian ini tidak lepas dari kerja kolektif dari berbagai puhak. Mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, perguruan tinggi hingga masyarakat.
"Dua hingga tahun lalu, data Dapodik dan EMIS mencatat sekitar 42 ribu anak putus sekolah. Namun, setelah dilakukan verifikasi ulang bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), angka itu menurun signifikan menjadi 22 ribu anak," tambahnya.
Hadi menambahkan, sejumlah program strategis turut mendukung percepatan penurunan angka buta aksara. Seperti verifikasi data berbasis mahasiswa KKN, penguatan pendidikan vokasi bagi anak-anak yang tidak kembali ke jalur formal. Serta perluasan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat).
"Upaya ini adalah langkah bersama. Bukan semata karena jumlahnya menurun, tetapi karena percepatan penanganan yang terukur sesuai data resmi BPS," paparnya.
"Inilah yang kemudian dinilai pemerintah pusat sebagai dedikasi nyata Jember dalam menekan buta aksara," imbuhnya.
Kendati demikian, Hadi mengaku bahwa angka anak tidak sekolah di Jember masih relatif tinggi dan membutuhkan langkah berkelanjutan. Menurutnya, Pemkab Jember akan terus mendorong program PKPM untuk warga yang sudah di luar usia sekolah.
Selain itu juga memperluas akses pendidikan formal, menambah program beasiswa, pelatihan vokasi, dan jalur pendidikan non formal lainnya.
"Penghargaan ini bukan akhir, melainkan pemicu semangat untuk bekerja lebih keras lagi. Kami berkomitmen memastikan setiap anak mendapatkan hak pendidikannya," tandasnya.
Sebagai informasi, penghargaan atas dedikasi dan peran aktif Pemkab Jember dalam percepatan penurunan angka buta aksara diberikan saat peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-59 yang dirangkai dengan Gebyar Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) bertema "Kesalehan Literasi Digital, Membangun Peradaban". Acara ini digelar di Jakarta pada 25-26 September 2025.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Tatang Muttaqin, kepada Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Muhammad Ghozali.
(akd/akd)