Semangat menuntut ilmu memang tak mengenal usia. Hal itu dibuktikan Maneerat Buntem asal Thailand, yang melanjutkan Program Magister Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Sebelum melanjutkan pendidikan, Maneerat memang senang belajar. Ia lulus dari Ramkhamhaeng University tahun 1991 dengan gelar Bachelor of Education in Thai Language. Lalu, melanjutkan studi di Sukhothai Thammathirat University, dan meraih gelar sarjana kedua di bidang Administrasi Pendidikan tahun 1997.
Pada 2001, ia meraih Magister Administrasi Pendidikan dari Silpakorn University, dan tahun 2010, berhasil menyelesaikan Doktor Administrasi Pendidikan. Tahun 2017, Maneerat dianugerahi penghargaan Good Governance for School Executive Director di Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama lebih dari tiga dekade, dia mengabdi sebagai seorang guru. Setelah 31 tahun mengajar, Maneerat memilih resign dan melanjutkan belajar berdasarkan panggilan hati.
"Alasan saya melanjutkan studi karena teringat ayah saya yang sudah meninggal. Beliau seorang imam dan guru agama. Saya ingin mengikuti jejak beliau, menjadi muslimah yang baik untuk diri sendiri dan orang lain," kata Maneerat, Sabtu (27/9/2025).
Awal kedatangannya ke Surabaya menjadi pengalaman yang penuh kesan. Ia disambut hangat oleh dosen dan mahasiswa UM Surabaya. Bahkan, setiap hari dijemput bus kampus dan menjadi kesempatan melatih kemampuan bahasa Indonesia.
"Dosen dan mahasiswa sangat welcome kepada saya. Di sini, saya bisa praktik bahasa Indonesia, sekaligus mengenal budaya baru. Menurut saya setiap orang bisa belajar tanpa batas usia. Jika kamu berpikir positif, maka tantangan itu tidak ada. Belajar itu akan terus kita lakukan sampai kita meninggal," ceritanya.
Sebagai mahasiswa internasional, ia ingin kembali ke tanah kelahirannya dan turut mengembangkan pendidikan Islam di Thailand setelah lulus.
"Saya berharap bisa menjadi wanita muslim yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan Islam di negara saya," pungkasnya.
Kisah Maneerat Buntem mengingatkan bahwa ilmu bukanlah sesuatu yang memiliki batas usia. Selama semangat masih menyala, belajar akan selalu menjadi jalan untuk tumbuh dan memberi manfaat.
(irb/hil)