Guncangan M 5,7 Gempa Banyuwangi Rusak Puluhan Rumah di Jatim

Round Up

Guncangan M 5,7 Gempa Banyuwangi Rusak Puluhan Rumah di Jatim

Amir Baihaqi - detikJatim
Jumat, 26 Sep 2025 07:59 WIB
Rumah di Situbondo terdampak gempa Banyuwangi
Rumah di Situbondo terdampak gempa Banyuwangi (Foto: Dok. Istimewa)
Banyuwangi -

Gempa bumi bermagnitudo 5,7 mengguncang wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Gempa terjadi Kamis (25/9/2025) pukul 16.04 WIB. Goncangan gempa bahkan dirasakan di sejumlah wilayah di Jatim hingga Bali.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di laut, tepatnya 46 kilometer Timur Laut Banyuwangi. Dalam website-nya juga, gempa disebutkan terjadi pada koordinat 7,82 Lintang Selatan dan 114,47 Bujur Timur dengan kedalaman 12 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif," kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, dalam keterangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guncangan gempa ini dirasakan cukup luas. Di Banyuwangi dan Penebel, getaran terasa pada skala intensitas IV MMI, atau bila siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah. Di Lumajang, Kuta, Denpasar, dan Buleleng getaran tercatat skala III MMI.

Sementara itu di Jember dan Bondowoso getaran dirasakan dengan skala II-III MMI, dan di Surabaya, Pasuruan, Situbondo, Pamekasan, hingga Mataram getaran berada pada skala II MMI.

ADVERTISEMENT

Meski dirasakan hingga lintas provinsi, BMKG menegaskan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegas Daryono.

Guncangan gempa dirasakan hingga Surabaya, membuat sejumlah warga kaget karena meja dan bangunan ikut bergoyang. Getaran gempa terasa jelas di Surabaya. Beberapa pekerja kantor mengaku merasakan meja dan kursi bergoyang.

"Pas enak-enak kerja, meja rasanya bergoyang," kata Mira, salah satu karyawan di Surabaya.

Senada, karyawan lainnya, Yanto juga mengaku merasakan getaran gempa. "Kerasa beberapa detik," tambahnya.

Sementara itu BPBD Jatim memastikan belum ada laporan korban jiwa. Meski demikian assessment terkait kerusakan terus dilakukan.

"Untuk korban jiwa, dipastikan nihil. Namun, assessment masih terus dilakukan di lapangan," kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam keterangannya kepada awakmedia, Kamis (25/9/2025).

Gatot menyebut episentrum gempa berada di koordinat 7,82 LS dan 114,47 BT, atau sekitar 46 km timur laut Banyuwangi, dengan kedalaman 12 km.

"Gempa dirasakan di sejumlah wilayah dengan skala berbeda, paling kuat di Banyuwangi dan Situbondo. Hingga pukul 18.00 WIB tercatat ada sembilan gempa susulan dengan magnitudo terbesar 3,3," ujarnya.

Gatot menyebut gempa menyebabkan kerusakan ringan hingga berat pada bangunan di dua kabupaten. Yakni, Kabupaten Situbondo sekitar 10 rumah rusak. Kabupaten Banyuwangi satu masjid rusak, serta satu rumah mengalami rusak berat.

BPBD Jatim, kata Gatot telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota terdampak. Tim Reaksi Cepat (TRC) di Situbondo dan Banyuwangi juga telah diterjunkan untuk melanjutkan pendataan dan verifikasi kerusakan.

"Koordinasi terus dilakukan agar penanganan cepat dan tepat. Data masih berkembang, dan setiap perkembangan akan segera kami laporkan," pungkasnya.

Di Situbondo, guncangan gempa yang paling terasa dan mengakibatkan kerusakan sejumlah rumah warga. Tercatat ada sekitar 40 rumah di 3 desa rusak. Kerusakan mulai dinding retak hingga roboh.

Kebanyakan rumah yang rusak berada di 3 desa di Kecamatan Banyuputih. Yakni Desa Sumberanyar, Sumberwaru, dan Wonorejo. Rinciannya, Desa Sumberanyar 14 rumah, Sumberwaru 20, dan Desa Wonorejo sebanyak 6 rumah. Ketiga desa tersebut berdekatan dengan Kabupaten Banyuwangi.

Kepala Pelaksana BPBD Situbondo, Sruwi Hartanto, mengungkapkan jenis kerusakan rumah di 3 desa itu bervariasi. Mulai dari retak, atap ambrol, hingga roboh.

"Saat ini BPBD masih terus melakukan pendataan untuk memastikan data valid," jelas Sruwi Hartanto, Kamis (25/9/2025).

Selain melakukan pendataan dan asesmen, imbuhnya, tim BPBD Situbindo sekaligus menyalurkan bantuan darurat bagi warga terdampak.

"Hingga saat ini kami masih bersiaga di sejumlah titik terdampak, untuk memantau kondisi dan mengantisipasi laporan tambahan," pungkas Sruwi Hartanto.




(hil/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads