.webp)
Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria mengenakan baju Korpri merokok santai di area Mal Pelayanan Publik (MPP) Sidoarjo viral di media sosial. Aksi pria tersebut menuai kecaman warganet karena dianggap tidak etis, terlebih berada di fasilitas umum yang banyak dikunjungi masyarakat, termasuk anak-anak dan ibu hamil.
Dalam video yang beredar, pria itu tampak duduk santai sambil mengisap rokok di tengah antrean layanan. Banyak yang menduga pria tersebut adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) Sidoarjo karena mengenakan pakaian dinas khas Korpri. Warganet pun ramai-ramai mengecam dan mendesak pemerintah mengambil tindakan tegas.
Namun, pihak pengelola MPP Sidoarjo memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut. Mereka menyebut pria itu bukan berada di ruang pelayanan utama, melainkan di area terbuka dekat kantin. Meski demikian, pengelola tetap menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sidoarjo, Ahmad Misbahul Munir, angkat bicara soal viralnya video tersebut. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini pihaknya masih melakukan penelusuran lebih lanjut.
"BKD dan pengelola MPP sedang menelusuri identitas pria tersebut. Kami belum bisa memastikan apakah yang bersangkutan ASN Sidoarjo atau bukan," kata Ahmad Misbahul Munir saat dikonfirmasi, Rabu (24/9/2025).
Misbah mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti hasil identifikasi sebagai dasar untuk mengambil langkah selanjutnya. Jika terbukti merupakan ASN, maka sanksi akan diberikan sesuai aturan yang berlaku.
"Kalau ternyata benar ASN, tentu ada mekanisme penindakan. Tapi sejauh ini belum ada data valid yang menyebut pria itu ASN. Bisa jadi hanya memakai atribut Korpri," tambahnya.
Sebagai tindak lanjut, pengelola MPP telah mengambil langkah antisipatif dengan menambah papan peringatan larangan merokok di seluruh area layanan, termasuk di area kantin dan ruang tunggu luar.
Pengelola juga menyebut bahwa pengawasan di area MPP akan diperketat agar kejadian serupa tidak terulang, dan kenyamanan masyarakat tetap terjaga.
Misbah pun mengimbau masyarakat agar bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial. Ia mengingatkan pentingnya klarifikasi sebelum menyebarkan atau membentuk opini.
"Kami sangat terbuka dengan kritik, tapi mari kita ke depankan verifikasi informasi. ASN adalah pelayan publik, tentu kita tidak ingin ada oknum-baik ASN maupun bukan yang merusak kepercayaan publik," pungkasnya.
(auh/hil)
