Cuaca di Surabaya belakangan ini terasa makin terik di siang hari. Meski sempat diguyur hujan beberapa waktu lalu, hawa panas justru tak kunjung reda dan membuat banyak warga merasa gerah.
Cuaca panas yang menyengat ini pun ramai dikeluhkan masyarakat. Banyak yang mengaku lebih cepat lelah saat beraktivitas di luar ruangan, salah satunya Malik Suyanto, yang sehari-hari bekerja di pusat kota.
"Ya, rasanya emang Surabaya panas banget tiga hari ini. Apalagi kalau siang, menyengat sampai kulit, padahal udah pakai jaket. Sampai rumah juga masih sumuk pol. Sampai kemarin saya bersihkan AC, biar lebih adem," kata Malik Suyanto, warga Kendangsari Surabaya, Rabu (24/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Malik, Nur Arif, warga Sidoarjo yang sehari-hari bekerja di Surabaya, langsung menghidupkan AC dengan suhu 16 derajat begitu sampai kantor. Alasannya, ia kepanasan di jalan.
"Panas banget di jalan, sumuk," imbuhnya.
Fenomena cuaca terik tersebut ternyata bukan tanpa sebab. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menjelaskan kondisi panas di Surabaya dipengaruhi minimnya tutupan awan di langit.
Surabaya saat ini juga masih berada dalam periode musim kemarau sehingga suhu siang hari cenderung tinggi. Hal ini diungkapkan Prakirawan BMKG Juanda, Bhilda Maulida.
"Kondisi cuaca panas ini terjadi karena tutupan awan yang sedikit. Saat ini Surabaya masih berada pada musim kemarau, dan tidak ada gangguan atmosfer sehingga kurang mendukung untuk pertumbuhan awan," terangnya.
Menurut Bhilda, suhu udara maksimum pada siang hari kemarin tercatat cukup tinggi.
"Suhu udara maksimum pada siang hari di Surabaya kemarin tercatat mencapai 36,4 derajat celsius. Kami prakirakan suhu udara maksimum hari ini masih dapat mencapai nilai tersebut," imbuhnya.
(irb/hil)












































