Budiono (40), pemilik kos buka-bukaan dengan kasus yang dialakukan Alvi Maulana (24) dan Tiara Angelina Saraswati (25). Ia menceritakan bagaimana nasib kamar kosnya hingga psikologi keluarganya setelah kasus yang menghebohkan itu.
Budi mengaku awalnya tak mengetahui kasus itu saat pertama kali mencuat. Ia baru mengetahui setelah diberi kabar Alvi memutilasi Tiara dari Ketua RT setempat. Sejak itu lah, ia dan keluarganya baru menyadari.
"Setelah mendapat kabar dari pak RT ada penangkapan di rumah kos milik saya, saya langsung mendatanginya (kos)," kata Budiono, Jumat (19/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berita mutilasi beredar, lanjut Budi, beberapa keluarga menghubunginya. Tujuannya untuk menanyakan kebenarannya. Keluarganya pun tak bisa menahan tangis karena mendengar kenyataan itu.
Menurut Budi, keluarganya sedih karena tak menyangka rumah kos yang menjadi pemasukan utama dijadikan tempat mutilasi. Terlebih cara mutilasinya terbilang keji.
"Terutama keluarga yang wanita (istri) syok sampai nangis. Mereka tidak menyangka," tuturnya.
Meski demikian, Budi mengaku tetap tenang. Ia bahkan menyampaikan kepada keluarga besarnya agar tetap sabar. Sebab kejadian yang menimpanya adalah sebuah ujian.
"Saya hanya bisa katakan sabar dan tabah kepada keluarga saya. Mungkin ini ujian dan kita bisa ambil hikmahnya," pungkas Budi.
Budi Berharap Garis Polisi Dilepas
Sedangkan untuk kamar kos Alvi, ia berharap garis polisi segera dilepas. Pasalnya, kamar kos tersebut hendak direnovasi.
![]() |
"Nanti setelah dilepas garis polisinya, kita akan bersihkan dan akan renovasi ulang. Kayak di cat lagi, dan dibersihkan," kata Budiono kepada detikJatim, Jumat (19/9/2025).
Budiono menambahkan setelah membersihkan dan merenovasi kamar kos tersebut, pihaknya akan melakukan gelar doa bersama di dalam kamar tersebut.
"Nanti juga akan ada gelar doa bersama setelah pembersihan dan renovasi," tambah Budi.
Harapan Budi itu disampaikan setelah polisi menggelar rekonstruksi di kamar kos pada Rabu (17/9/2025). Dalam rekonstruksi itu, Alvi memperagakan sebanyak 33 adegan.
Barang-barang Alvi dan Tiara Masih di Kos
Budi menambahkan saat ini kamar tersebut masih terkunci dan terpasang garis polisi. Di dalam kamar tersebut masih ada barang-barang Alvi dan Tiara.
"Ada pakaian, laptop, uang, perabotan alat dapur, kandang kucing. Untuk kucingnya sendiri sudah berkeliaran di sekitar sini. Kadang diberi makan tetangga," kata Budi.
![]() |
Budi hingga saat ini masih bingung belum bisa membersihkan kamar tersebut. Sebab, setelah insiden tragis itu, keluarga Alvi atau keluarga Tiara tidak pernah menghubungi Budiono untuk mengambil atau mempertanyakan barang-barang tersebut.
"Tidak ada yang menghubungi saya bahkan untuk tanya soal barang itu. Baik keluarga Alvi atau keluarga Tiara," terang Budi.
Ia sempat mempertanyakan kepada polisi kapan bisa dibuka garis polisi tersebut. Bahkan ia sempat menawarkan ke Polisi untuk membawa barang-barang tersebut menggunakan pikap.
"Sempat tak tanyakan. Katanya dalam waktu dekat akan segera dibuka. Bahkan saya tawarkan diangkut pickup untuk dibawa ke Polres Mojokerto," pungkasnya.
Sebelumnya, Tiara dihabisi dan dimutilasi dengan keji oleh Alvi yang tak lain kekasihnya sendiri. Pembunuhan disertai mutilasi tersebut dilakukan pada Minggu (31/8) sekitar pukul 02.00 WIB.
Saat itu, Alvi menikam leher Tiara dengan pisau di rumah kos yang berada di Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Setelah memastikan tewas, Alvi lantas membawa jasad korban ke kamar mandi kos.
Di tempat itu lah Alvi memutilasi korban. Ia memisahkan daging dan organ dalam korban dari tulang-tulangnya. Selanjutnya dipotong-potong menjadi ratusan potongan.
Sebagian potongan jasad Tiara dibuang ke semak-semak Dusun Pacet Selatan, Desa/Kecamatan Pacet, Mojokerto. Satu pekan kemudian, Sabtu (6/9) sekitar pukul 10.30 WIB, Suliswanto (30) menemukan potongan telapak kaki kiri korban.
Polisi pun melakukan pencarian besar-besaran sampai mengerahkan anjing pelacak dari Unit Polsatwa Ditsamapta Polda Jatim. Anjing pelacak jenis labrador ini berhasil menemukan potongan telapak tangan kanan korban di semak-semak.
Temuan ini menjadi kunci terungkapnya identitas korban mutilasi. Hanya 14 jam, Satreskrim Polres Mojokerto kemudian berhasil menangkap Alvi di kosnya pada Minggu (7/9) sekitar pukul 01.00 WIB. Kedua betisnya dihadiahi timah panas karena melawan saat ditangkap.
(hil/abq)