Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan bakal menggelar razia kos-kosan campur yang ditempati pasangan living together atau kumpul kebo. Langkah ini diambil usai kasus mutilasi sadis yang dilakukan Alvi Maulana (24) pada kekasihnya Tiara Angelina Saraswati (25) di sebuah kos Surabaya.
Eri menegaskan, Pemkot Surabaya kini mengantongi data kos-kosan dan berkoordinasi dengan Kampung Pancasila untuk mengawasi aktivitas penghuni. Ia mengingatkan warga agar tidak cuek dengan lingkungan sekitar.
"Ojok cuek, kos-kosan gak sak bojo yo dijarke. (Jangan cuek, kos-kosan bukan suami istri dibiarkan) makanya ketika ada pelecehan seksual terhadap anak dan perempuan, karena kita membiarkan yang seperti itu. Kos-kosan, saya dengan Kampung Pancasila merazia tempat-tempat yang seperti itu (living together)," kata Eri, Rabu (17/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain razia, Eri juga meminta pemilik kos mendata penghuni dan tamu yang keluar masuk. Menurutnya, hal ini penting untuk mencegah tindak kriminal mulai dari pembunuhan, kekerasan, pelecehan, pemerkosaan, hingga pencurian.
Data Pemkot mencatat ada 6.398 kos di Surabaya, meski tidak semuanya merupakan kos campur. Eri menegaskan razia akan dimulai pekan depan setelah koordinasi dengan jajaran terkait.
"Data sudah ada. Nanti Insyaallah dengan selesainya Kampung Pancasila di akhir minggu ini, minggu depan kita sudah berjalan itu," ujarnya.
Eri menambahkan, kos campur memang rawan disalahgunakan.
"Jadi kos-kosan yang bebas kan biasanya ono iku (ada itu). Kos-kosan putri, kos-kosan putra, kos-kosan putra-putri. Lah iki ya rada medeni kos-kosan putra-putri, sing jaga sopo? (Lah ini menakutkan kos-kosan putra-putri, yang menjaga siapa?) Sing memastikan dia suami istri siapa? Ya jadinya kayak begini (mutilasi). Lek campur ya maksiat e akeh (banyak)," pungkasnya.
(esw/hil)