Sekitar 130 sekolah di Kota Surabaya menerima bantuan laptop Chromebook dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim tahun 2020. Di mana kini Nadiem terjerat dugaan korupsi pengadaan Chromebook pada 2019-2022 saat masih menjadi Mendikbudristek.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Kota Pahlawan mendapat bantuan laptop Chromebook dari Kemendikbudrister era Nadiem pada tahun 2020 saja. Sebenarnya tahun 2022 juga mendapatkan, namun ditolak.
"Yang tahun 2020 ada, tapi yang 2022 enggak ada, kita tolak pada waktu itu, karena ada yang tidak sesuai maka tidak kita tentukan. Tahun 2020 ada dan sudah diterima oleh teman-teman," kata Eri kepada wartawan di kantor PKK, Selasa (16/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Eri tidak menyebut detail jumlah seluruh laptop Chromebook yang diterima sekolah negeri dan swasta di Surabaya. Sebab, penyalurannya langsung dari kementerian ke sekolah.
Eri mengatakan, karena Surabaya juga menerima pengadaan laptop Chromebooke dari Kemendikbudrister yang menjerat Nadiem atas dugaan korupsi, Dinas Pendidikan (Dispendik) telah menyampaikan kepada kejaksaan.
"Kemarin teman-teman pendidikan juga sudah diminta data oleh kejaksaan sehingga data-datanya sudah disampaikan ke kejaksaan terkait dengan Chromebook yang tahun 2020," ujarnya.
Sementara Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, laptop Chromebook yang telah diberikan ke sekolah tidak dikembalikan. Tetapi ada yang dibawa ke kejaksaan sebagai sample.
"130-an sekolah (yang mendapat Chromebook tahun 2020). Kemarin sudah koordinasi dengan Kejaksaan. (Laptop) masih di sekolah, difungsikan tetap. Waktu pemeriksaan dibawa ambil sampling," kata Yusuf.
Sekolah yang mendapatkan bantuan Chromebook dari Kemendikbudrister mulai jenjang Paud, SD, dan SMP negeri dan swasta. Jumlahnya pun bervariasi, Paud lebih sedikit dan SMP lebih banyak.
"Jumlahnya (laptop) variasi. Tergantung jumlah siswa dan model proses belajar. Kalau SMP lebih banyak. Macam-macam jumlahnya, kalau Paud 1, ada yang 10. Menyesuaikan. Kalau SMP sudah lab media, sekolah besar, paling nggak ya 20," jelasnya.
Ada pula Chromebook yang diberikan Kemendikbudristek tahun 2020 lalu, kini rusak. Namun jumlahnya tidak banyak.
"Ada (rusak) tapi nggak banyak, satu dua karena usia," pungkasnya.
(auh/abq)