Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook kembali menjadi sorotan publik. Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, resmi ditetapkan sebagai tersangka baru dalam kasus ini. Dengan penetapan tersebut, total sudah ada lima orang yang menjadi tersangka.
"Telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM (Nadiem Anwar Makarim)," ujar Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025). Penetapan ini dilakukan setelah penyidik menemukan cukup bukti, termasuk dari keterangan saksi ahli serta dokumen yang diperoleh tim penyidik Jampidsus.
Dilansir dari detikNews, penetapan tersangka terhadap Nadiem dilakukan usai pemeriksaan ketiga pada Kamis (4/9). Sebelumnya, ia telah dimintai keterangan pada Senin (23/6) dan Selasa (15/7). Kasus ini membuat publik bertanya-tanya: sebenarnya apa itu Chromebook, dan apa bedanya dengan laptop biasa yang menggunakan Windows atau MacOS? Berikut penjelasannya dirangkum adari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Chromebook?
Chromebook adalah laptop yang menggunakan sistem operasi ChromeOS, buatan Google. Perangkat ini pertama kali diperkenalkan pada 2011 melalui kerja sama Google dengan Acer dan Samsung. Chromebook dirancang untuk memaksimalkan layanan berbasis internet atau komputasi awan (cloud computing), dengan ekosistem utama yang terhubung ke akun Google.
Meski mirip secara fisik dengan laptop pada umumnya-memiliki keyboard, layar, hingga kamera-Chromebook punya karakteristik berbeda karena lebih "minimalis" dan berfokus pada penggunaan aplikasi Google seperti Gmail, Google Docs, Google Meet, hingga Google Drive.
Perbedaan Chromebook dengan Laptop Biasa
Secara umum, perbedaan utama antara Chromebook dan laptop biasa terletak pada sistem operasi. Laptop konvensional umumnya menggunakan Windows, Linux, atau MacOS, sementara Chromebook memakai ChromeOS.
Beberapa keunggulan Chromebook antara lain:
- Harga lebih terjangkau karena ChromeOS tersedia gratis.
- Baterai tahan lama dan bobot perangkat relatif ringan.
- Sinkronisasi cloud otomatis, termasuk file, password, dan ekstensi.
- Update sistem otomatis di latar belakang tanpa perlu restart.
Namun, spesifikasi Chromebook biasanya lebih rendah dibanding laptop biasa. Perangkat ini ditujukan untuk penggunaan ringan seperti belajar, bekerja dengan dokumen, browsing, atau hiburan sederhana.
Ketergantungan pada Internet
Sejak awal dirancang, Chromebook sangat bergantung pada koneksi internet. Hampir semua data disimpan di Google Drive, bukan di penyimpanan lokal. Hal ini bisa menyulitkan pengguna jika berada di area dengan jaringan buruk.
Meski begitu, Google telah meningkatkan kemampuan ChromeOS sehingga beberapa aplikasi kini bisa dipakai secara offline, misalnya Gmail, Google Docs, hingga aplikasi hiburan seperti YouTube dan Netflix. File akan otomatis tersinkronisasi kembali begitu perangkat terhubung ke internet.
Spesifikasi Hardware Chromebook
Dari sisi perangkat keras, Chromebook umumnya dibekali prosesor dengan performa lebih rendah dibanding laptop Windows atau MacOS. Penyimpanan yang digunakan biasanya eMMC dengan kapasitas terbatas, seperti 16 GB, 32 GB, atau 64 GB.
Sebagai kompensasi, Chromebook biasanya dilengkapi slot microSD serta opsi penyimpanan cloud tanpa batas di Google Drive. Sementara laptop biasa memiliki ruang penyimpanan jauh lebih besar, mulai dari SSD 128 GB hingga 4 TB, bahkan masih ada yang menggunakan HDD.
Chromebook untuk Pendidikan
Chromebook kini banyak digunakan di sektor pendidikan. Perangkat ini dianggap ideal untuk pelajar karena murah, ringan, mudah digunakan, dan mendukung pembelajaran digital. Banyak sekolah di berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai mengadopsi Chromebook sebagai perangkat utama untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar.
Namun, Chromebook bukan pilihan terbaik untuk pekerjaan berat seperti desain grafis tingkat lanjut atau pengeditan video profesional. Perangkat ini lebih cocok untuk aktivitas sehari-hari yang sederhana dan terhubung dengan internet.
Kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook yang menyeret nama mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, menunjukkan betapa pentingnya transparansi dalam setiap proyek pengadaan barang untuk pendidikan. Chromebook sejatinya adalah perangkat yang memiliki banyak keunggulan, terutama bagi dunia pendidikan karena harganya terjangkau, praktis, dan ramah untuk pelajar.
Namun, nilai manfaat dari sebuah perangkat tidak akan maksimal apabila proses pengadaannya tercoreng praktik korupsi. Oleh karena itu, masyarakat berharap kasus ini bisa diusut tuntas agar pemanfaatan Chromebook benar-benar kembali ke tujuan awalnya: mendukung digitalisasi pendidikan dan memberikan akses belajar yang lebih merata bagi siswa di Indonesia.
(ihc/hil)