- Sejarah Hari Kunjung Perpustakaan
- Daftar Perpustakaan di Jawa Timur 1. Perpustakaan Bank Indonesia (BI) Surabaya 2. C2O Library & Collabtive, Surabaya 3. Perpustakaan Kota Malang (Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang) 4. Perpustakaan Universitas Brawijaya (UB Library), Malang 5. Perpustakaan Bung Karno, Blitar 6. Perpustakaan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang 7. Perpustakaan Daerah Jawa Timur (Perpusda Jatim), Surabaya 8. Perpustakaan Universitas Negeri Malang (UM Library) 9. Perpustakaan Universitas Airlangga (UNAIR Library), Surabaya
- Tantangan Literasi di Era Digital
Setiap tanggal 14 September, Indonesia memperingati Hari Kunjung Perpustakaan. Peringatan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan ajakan bagi masyarakat untuk lebih dekat dengan buku, literasi, dan pengetahuan.
Di tengah derasnya arus informasi digital, perpustakaan berperan penting sebagai ruang belajar, pusat interaksi, hingga destinasi wisata literasi
Sejarah Hari Kunjung Perpustakaan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Kunjung Perpustakaan ditetapkan pada 14 September 1995. Gagasan ini berasal dari Mastini Hardjoprakoso, Kepala Perpustakaan Nasional RI pertama, yang mengusulkan pencanangan kepada Presiden Soeharto. Ia mengajukan usulan kepada Presiden Soeharto melalui surat resmi bernomor 020/A1/VIII/1995 tertanggal 11 Agustus 1995. Usulan tersebut kemudian disetujui dan dicanangkan secara resmi sebagai Hari Kunjung Perpustakaan, yang hingga kini diperingati setiap 14 September.
Pencanangan ini bukanlah langkah yang tiba-tiba. Sejak era 1960-an, Indonesia dikenal sebagai negara dengan produktivitas penerbitan buku yang cukup tinggi. Pada 1963, terjadi lonjakan produksi buku di dalam negeri, bahkan sektor swasta mulai berani terjun ke dunia penerbitan. Kondisi ini menarik perhatian dunia internasional: Amerika Serikat membuka cabang Perpustakaan Nasional di Indonesia untuk mengakuisisi buku-buku terbitan lokal, KITLV Belanda fokus mengoleksi publikasi sosial-humaniora, sementara Australia juga mendirikan kantor perwakilan khusus untuk mengakuisisi literatur Indonesia.
Dalam tulisan Mastini Hardjoprakoso di Majalah HPCI (Himpunan Perpustakaan Chusus Indonesia), ia menekankan bahwa pencanangan Hari Kunjung Perpustakaan sejalan dengan semangat Presiden Sukarno yang sejak awal menempatkan literasi dan penerbitan sebagai prioritas penting bangsa. Sukarno dikenal gemar membaca dan mendorong agar masyarakat Indonesia membangun budaya literasi yang kuat.
Oleh karena itu, peringatan ini tidak hanya menjadi momentum seremonial, melainkan sebuah gerakan budaya untuk menumbuhkan minat baca dan membiasakan masyarakat berkunjung ke perpustakaan.
Daftar Perpustakaan di Jawa Timur
Di Jawa Timur, perpustakaan berkembang bukan hanya sebagai tempat penyimpanan buku, melainkan juga pusat kegiatan masyarakat. Banyak perpustakaan menghadirkan coworking space, ruang diskusi, hingga program literasi kreatif. Dengan konsep ini, perpustakaan mampu bertransformasi menjadi ruang komunitas yang lebih hidup dan dekat dengan generasi muda.
Berikut daftar perpustakaan di Jawa Timur yang bisa detikers kunjungi:
1. Perpustakaan Bank Indonesia (BI) Surabaya
- Alamat: Jl. Pahlawan No. 105, Surabaya, Jawa Timur
- Jam Buka: Senin-Jumat, pukul 08.00-16.00 WIB (hari libur tutup)
- Koleksi: Buku ekonomi, keuangan, moneter, literatur umum, jurnal internasional, hingga publikasi BI.
- Fasilitas: E-library dengan katalog digital, ruang baca nyaman, Wi-Fi gratis, serta ruang diskusi bagi mahasiswa/peneliti.
- Keunikan: Perpustakaan ini berada di kompleks heritage BI Surabaya, sehingga selain belajar, pengunjung juga bisa menikmati suasana gedung bersejarah yang terawat.
2. C2O Library & Collabtive, Surabaya
![]() |
- Alamat: Jl. Dr. Cipto No. 20, Surabaya
- Jam Buka: Selasa-Minggu, 11.00-19.00 WIB
- Koleksi: Buku seni, sastra, budaya, ilmu sosial, hingga literatur independen dan karya komunitas.
- Fasilitas: Ruang baca terbuka, area coworking, kafe kecil, serta program komunitas (workshop, bedah buku, hingga pameran).
- Keunikan: Perpustakaan ini digerakkan komunitas, dengan suasana homey dan santai. Sangat populer di kalangan anak muda kreatif Surabaya karena mendukung ekosistem literasi alternatif.
3. Perpustakaan Kota Malang (Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang)
![]() |
- Alamat: Jl. Besar Ijen No. 30, Malang
- Jam Buka: Senin-Jumat, 08.00-16.00 WIB
- Koleksi: Ribuan buku dari sains, sosial, teknologi, hingga koleksi literatur populer untuk pelajar dan umum.
- Fasilitas: Layanan digital berbasis aplikasi, ruang baca anak, layanan disabilitas, serta ruang multimedia.
- Keunikan: Letaknya strategis di kawasan Ijen, membuatnya mudah dijangkau. Perpus ini juga aktif mengadakan kegiatan literasi seperti lomba menulis dan seminar baca buku.
4. Perpustakaan Universitas Brawijaya (UB Library), Malang
- Alamat: Jl. Veteran, Malang, Jawa Timur (Kampus UB)
- Jam Buka: Senin-Jumat, 08.00-21.00 WIB
- Koleksi: Skripsi, tesis, disertasi, jurnal ilmiah nasional dan internasional, koleksi umum, hingga e-resources berlisensi.
- Fasilitas: Gedung 8 lantai dengan ruang baca besar, ruang diskusi, ruang multimedia, Wi-Fi gratis, serta layanan e-library.
- Keunikan: Salah satu perpustakaan universitas terbesar di Indonesia. Suasananya modern, dengan konsep learning commons yang mendukung mahasiswa belajar kolaboratif.
5. Perpustakaan Bung Karno, Blitar
Perpustakaan Bung Karno Foto: Antara Foto/Irfan Anshori |
- Alamat: Jl. Kalasan No. 1, Blitar, dalam Kompleks Makam Bung Karno
- Jam Buka: Selasa-Minggu, 08.00-16.00 WIB
- Koleksi: Buku sejarah, biografi, politik, budaya, hingga koleksi khusus tentang pemikiran Bung Karno.
- Fasilitas: Ruang pameran, ruang baca modern, ruang arsip, serta auditorium untuk diskusi publik.
- Keunikan: Perpustakaan ini menyatu dengan kawasan wisata sejarah makam Bung Karno. Cocok untuk wisata literasi sekaligus mengenang perjuangan proklamator.
6. Perpustakaan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang
- Alamat: Jl. Irian Jaya No. 10, Tebuireng, Jombang
- Jam Buka: Senin-Sabtu, 08.00-15.00 WIB
- Koleksi: Kitab kuning klasik, literatur Islam, buku pendidikan modern, hingga koleksi khusus karya ulama Nahdlatul Ulama.
- Fasilitas: Ruang baca kitab kuning, digital library sederhana, serta layanan referensi untuk santri dan peneliti.
Keunikan: Merupakan pusat literasi pesantren yang bersejarah. Didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari, perpustakaan ini menyimpan banyak manuskrip berharga terkait sejarah NU dan perkembangan Islam di Indonesia.
7. Perpustakaan Daerah Jawa Timur (Perpusda Jatim), Surabaya
- Alamat: Jl. Menur Pumpungan No. 32, Surabaya
- Jam Buka: Senin-Jumat, 08.00-16.00 WIB
- Koleksi: Lebih dari 200 ribu buku dari berbagai bidang ilmu, koleksi literatur Jawa Timur, e-journal, serta koleksi digital.
- Fasilitas: Layanan anak, ruang multimedia, ruang baca besar, akses internet gratis, serta aplikasi e-perpus Jatim.
Keunikan: Perpusda Jatim sering menjadi pusat kegiatan literasi berskala provinsi, termasuk festival literasi, workshop penulisan, hingga bimbingan literasi digital.
8. Perpustakaan Universitas Negeri Malang (UM Library)
- Alamat: Kampus UM, Jl. Semarang No. 5, Malang
- Jam Buka: Senin-Jumat, 08.00-21.00 WIB
- Koleksi: Buku pendidikan, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, hingga literatur umum.
- Fasilitas: Gedung 6 lantai, ruang baca modern, layanan e-library, dan coworking space untuk mahasiswa.
- Keunikan: Dikenal sebagai Pusat Literasi Pendidikan di Jawa Timur dengan koleksi pendidikan terlengkap.
9. Perpustakaan Universitas Airlangga (UNAIR Library), Surabaya
- Alamat: Kampus B UNAIR, Jl. Dharmawangsa, Surabaya
- Jam Buka: Senin-Jumat, 08.00-20.00 WIB
- Koleksi: Jurnal internasional, skripsi, tesis, buku kedokteran, hukum, ekonomi, hingga koleksi umum.
- Fasilitas: Gedung modern, ruang multimedia, e-library, hingga ruang penelitian.
- Keunikan: Perpustakaan perguruan tinggi dengan koleksi riset yang kaya, sangat mendukung mahasiswa dan peneliti.
Tantangan Literasi di Era Digital
Meski jumlah perpustakaan di Jawa Timur terus bertambah, tantangan literasi di era digital masih menjadi pekerjaan penting. Generasi muda lebih banyak mengakses informasi dari media sosial ketimbang buku, sehingga Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Disperpusip Jatim) berupaya melakukan transformasi digital agar literasi tetap relevan. Sejumlah layanan berbasis daring kini dikembangkan, mulai dari OPAC (Online Public Access Catalog) dan pendaftaran keanggotaan online, hingga berbagai platform inovatif yang mudah diakses masyarakat.
Disperpusip Jatim meluncurkan GITARKUSMART sebagai gerakan literasi terpadu, menghadirkan REST AREA untuk referensi strategis, serta WARAS yang fokus pada literasi kesehatan. Selain itu, tersedia MPK (Majalah Perpustakaan dan Kearsipan) sebagai media literasi, SI KCKR untuk pencarian koleksi cepat, dan layanan digitalisasi naskah kuno Jawa Timur agar tetap lestari. Inovasi lain mencakup DOLEN (Dokumentasi Lengkap Nusantara) sebagai arsip budaya, portal Jawa Timuran yang menyoroti identitas lokal, serta D Jatim (Digital Jatim) sebagai perpustakaan digital provinsi.
Tidak hanya itu, layanan kreatif juga hadir seperti Drive Thru Perpustakaan yang memudahkan peminjaman dan pengembalian buku tanpa harus turun dari kendaraan, ARCA sebagai akses arsip audiovisual, hingga SKIN Jatim yang berperan sebagai sistem kearsipan integratif berbasis digital. Semua inovasi ini menegaskan bahwa perpustakaan di Jawa Timur bukan sekadar gudang buku, melainkan pusat literasi modern yang mampu menjembatani kebutuhan masyarakat di tengah gempuran era digital.
Lebih jauh, perpustakaan kini tak hanya menjadi tempat menyimpan koleksi, tetapi juga ruang komunitas yang interaktif. Banyak di antaranya menyediakan coworking space, ruang diskusi, hingga kegiatan literasi kreatif seperti kelas menulis, bedah buku, dan pelatihan digital. Dengan begitu, perpustakaan bukan sekadar gudang buku, melainkan pusat aktivitas literasi yang sesuai dengan gaya hidup generasi muda.
Momentum 14 September ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat untuk kembali akrab dengan buku. Sebab, literasi bukan hanya soal membaca, melainkan juga membangun daya kritis, memperluas wawasan, dan memperkuat jati diri bangsa.
Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(irb/ihc)