Ayam Jago Setinggi 7 Meter Jadi Ikon Baru Surabaya, Ini Lokasinya

Ayam Jago Setinggi 7 Meter Jadi Ikon Baru Surabaya, Ini Lokasinya

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Kamis, 11 Sep 2025 17:10 WIB
Monumen Ayam Jago di Lidah Wetan Surabaya
Monumen Ayam Jago di Lidah Wetan Surabaya (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Surabaya -

Monumen ayam jago menghiasi perempatan Jalan Raya Menganti Wiyung-Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya. Tugu tersebut berada tepat di perempatan Jalan Babatan Menuju Lidah Wetan.

Monumen Jago Sembrani Nusantara yang berada di Kelurahan Lidah Wetan, Lakarsantri ini, menjadi ikon baru Kota Surabaya. Monumen tersebut didirikan pada Senin (1/9/2025) malam oleh Pemkot Surabaya.

Pembangunan monumen tersebut merupakan wujud penghargaan Pemerintah Kota Surabaya untuk kegiatan napak tilas mengenang perjuangan Raden Joko Berek Sawunggaling yang digelar setiap tahun oleh warga Lidah. Dalam kirab tersebut, ratusan warga mengikuti tradisi Kirab Sawunggaling Tagih Janji yang digelar setiap tahun dengan berjalan dari Kelurahan Lidah Wetan menuju Balai Kota Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini permintaan warga saat kirab beberapa tahun yang lalu. Dan Alhamdulillah sudah terlaksana," kata Ketua LPMK Andi Bocor, Kamis (11/9/2025).

Andi menjelaskan, monumen ayam jago tersebut merupakan simbol kekuatan besar dari Raden Sawunggaling. Selama ini, warga Lidah menggelar tradisi Kirab Sembrani Nusantara ntuk mengenang perjuangan Raden Joko Berek Sawunggaling dalam membabat kota Surabaya.

ADVERTISEMENT

"Ini merupakan simbol perjuangan Raden Sawunggaling yang pernah membabat alas Suroboyo. Karena saat itu, Sawunggaling bersama ayamnya mendatangi Kedaton tempat ayahnya memerintah. Ayam Jago juga merupakan bentuk kekuatan besar," terang Andi.

Selain itu, lanjut Andi, monumen setinggi 7 meter itu, sebagai simbol kesejahteraan warga Lidah yang dulunya bernama Lidah Donowati. Tempat di mana Raden Sawunggaling alias Joko Berek tinggal bersama ibunya Dewi Sangkrah.

"Tentunya sebagai petunjuk, bahwa pengendara masuk area Lidah Donowati tempat Raden Joko Berek dilahirkan," pungkasnya.

Diketahui, Raden Sawunggaling atau Joko Berek merupakan nama populer di Jawa Timur. Joko Berek dipercaya warga sekitar sebagai sosok yang membabat alas (membersihkan hutan) di Kota Surabaya pada saat itu.

Joko Berek memiliki hobi memelihara dan adu ayam jago. Singkat cerita, Joko Berek yang saat itu tinggal bersama ibunya, Biyung Dewi Sangkrah, menanyakan keberadaan ayahnya. Dewi Sangkrah lantas menjawab, ayahnya adalah seorang Adipati bernama Jayengrono.

Ia pun mencari keberadaan ayahnya di Kedaton Surabaya dengan membawa ayamnya. Sesampainya di Kadipaten Surabaya, Joko Berek bertemu dengan dua saudara tirinya, Sawungrana dan Sawungsari.

Sawungrana dan Sawungsari menanyakan maksud serta tujuan Joko Berek datang ke Kadipaten Surabaya. Joko Berek mengaku sebagai anak Adipati Jayengrono, tapi mereka tidak percaya hingga menantangnya untuk bertarung ayam jago dan memanah.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads