Seorang siswi kelas 2 SD Negeri Kemiri, Kecamatan Sidoarjo, berinisial AH diduga menjadi korban percobaan penculikan saat pulang sekolah pada Senin siang (9/9/2025).
Peristiwa tersebut terjadi ketika korban berjalan kaki pulang sekitar pukul 12.15 WIB, dengan jarak rumah dan sekolah hanya sekitar 150 meter.
Kepala SD Negeri Kemiri, Ari Kusmiati Ningsih menjelaskan, kronologi kejadian tersebut. Menurut Ari, korban dihampiri seorang pria berusia sekitar 40-50 tahun yang mengendarai sepeda motor dengan membawa paket di belakangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku membawa paket bedak dan mengatakan kepada anak, bahwa dia disuruh menjemput dan ibunya menunggu di suatu tempat," ujar Ari, Kamis (11/9/2025).
Korban yang percaya dengan ucapan pelaku akhirnya ikut dengannya. Setibanya di kawasan Jalan Lingkar Timur, pelaku meminta korban melepas seragam sekolahnya dengan alasan perintah dari ibunya.
"Baju korban dilepas, tapi anting dan sepatu masih tetap dipakai. Tas sekolah juga diambil pelaku," tambah Ari.
Setelah itu, pelaku meninggalkan korban yang menangis sendirian di lokasi. Beruntung, korban segera ditemukan oleh warga sekitar dan diantar pulang.
"Sekitar pukul 12.45 WIB, korban sudah sampai di rumah dan dalam kondisi baik," ungkap Ari.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendik) Sidoarjo, Tirto Adi, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyampaikan bahwa pihaknya bersama sekolah telah mendatangi rumah korban untuk memastikan kondisi anak tersebut.
"Alhamdulillah kondisi korban baik dan ceria. Namun korban masih trauma sehingga belum masuk sekolah," ujar Tirto.
Tirto juga mengungkapkan bahwa kasus ini sudah ditindaklanjuti dengan koordinasi bersama kepolisian setempat.
"Polsek sudah mendatangi orang tua dan bidan juga telah memeriksa korban, hasilnya tidak ada tanda-tanda kekerasan," jelasnya.
Pihak sekolah dan Dispendik juga telah memberikan bantuan berupa seragam dan tas sekolah kepada korban yang berasal dari keluarga kurang mampu.
"Ayah korban seorang tukang cukur dan mereka memiliki empat anak. Kami sudah mengarahkan sekolah untuk memberikan edukasi kepada siswa dan orang tua agar kejadian serupa tidak terulang," pungkas Tirto.
Pihak sekolah bersama perangkat desa juga tengah berupaya mengecek rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian guna mengidentifikasi pelaku.
(auh/hil)











































