Apa Itu Toxic Relationship? Simak Tanda-Tandanya Agar Tidak Terjebak

Apa Itu Toxic Relationship? Simak Tanda-Tandanya Agar Tidak Terjebak

Mira Rachmalia - detikJatim
Senin, 08 Sep 2025 22:16 WIB
Hubungan Toxic
Ilustrasi Toxic Relationship Foto: Dok. Detikcom
Surabaya -

Penemuan potongan daging yang mengungkapkan kasus mutilasi di Mojokerto mengguncang masyarakat. Korban yang ternyata merupakan pacar pelaku, dimutilasi menjadi ratusan potongan dan ditemukan di beberapa lokasi: hutan pacet, kamar kos, hingga sebagian dikubur di depan kamar kos. Keduanya diketahui telah berpacaran selama lima tahun. Kasus ini menjadi potret kelam betapa hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship dapat berujung pada tragedi yang mengerikan.

Fenomena ini membuka mata publik bahwa toxic relationship bukan hanya sekadar pertengkaran biasa dalam hubungan, melainkan pola interaksi beracun yang menekan, merusak, bahkan bisa mengancam nyawa seseorang. Untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu toxic relationship, faktor penyebab, hingga dampaknya terhadap kesehatan mental, kami berbincang dengan psikolog Shania Febriana Khairunnisa.

Berikut penjelasan lengkapnya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang Dimaksud dengan Toxic Relationship?

Menurut Shania Febriana Khairunnisa, toxic relationship secara sederhana dapat dimaknai sebagai "hubungan beracun". Hubungan ini tidak hanya terbatas pada pacaran, tetapi juga bisa terjadi dalam pernikahan, persahabatan, bahkan hubungan keluarga.

ADVERTISEMENT

"Toxic relationship adalah hubungan interpersonal yang ditandai dengan pola interaksi tidak sehat, penuh kontrol, manipulasi, atau pelecehan emosional sehingga menekan perkembangan psikologis seseorang," jelas Shania.

Alih-alih membawa kenyamanan dan dukungan, hubungan seperti ini justru menimbulkan stres, rasa sakit, serta kerugian bagi pihak yang terjebak di dalamnya.

Faktor yang Membuat Seseorang Terjebak dalam Hubungan Toxic

Psikolog Shania menyebut ada sejumlah faktor yang membuat seseorang sulit keluar dari toxic relationship, di antaranya:

  • Harga diri rendah, sehingga merasa tidak layak mendapatkan cinta yang sehat.
  • Ketergantungan emosional, takut kesepian atau kehilangan pasangan.
  • Pola asuh dan pengalaman masa kecil, yang membuat seseorang terbiasa dengan lingkungan beracun.
  • Rasa takut ditinggalkan, sehingga rela bertahan meski disakiti.
  • Harapan irasional, meyakini pasangan toxic akan berubah di kemudian hari.

Dampak Toxic Relationship terhadap Kesehatan Mental

Hubungan yang beracun tidak hanya merusak perasaan, tetapi juga berdampak serius pada kesehatan mental. Beberapa dampaknya antara lain:

  • Kecemasan dan depresi akibat tekanan emosional yang berulang.
  • Harga diri rendah, karena sering diremehkan atau disalahkan.
  • Trauma emosional, yang bisa menimbulkan trust issue di hubungan selanjutnya.
  • Burnout emosional, kelelahan mental akibat konflik yang terus-menerus.

Gangguan psikosomatis, seperti sakit kepala, insomnia, atau masalah pencernaan akibat stres kronis.

Tanda-Tanda Seseorang Berada dalam Hubungan Toxic

Shania menjelaskan bahwa tanda-tanda toxic relationship kadang lebih dulu terlihat oleh lingkungan sekitar dibanding diri sendiri. Namun, ada beberapa gejala yang bisa dikenali, antara lain:

  • Rasa takut, cemas, atau tidak nyaman saat bersama pasangan.
  • Adanya manipulasi emosional, seperti gaslighting.
  • Kontrol berlebihan terhadap aktivitas, pakaian, hingga keputusan pribadi.
  • Minim dukungan dan sering dikritik.
  • Perasaan terkekang hingga kehilangan identitas diri.

Mengapa Banyak Orang Tetap Bertahan?

Meski sadar hubungan yang dijalani tidak sehat, banyak orang tetap bertahan karena beberapa alasan:

  • Konflik batin: tahu hubungan buruk, tetapi masih berharap pasangan berubah.
  • Ketergantungan emosional atau finansial.
  • Stigma sosial: takut dinilai gagal dalam hubungan atau perceraian.
  • Trauma bonding: ikatan emosional semakin kuat karena siklus kekerasan dan permintaan maaf.
  • Mekanisme coping yang keliru, memilih bertahan dalam sakit daripada menghadapi putus.

Cara Keluar dari Toxic Relationship

Menurut Shania, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat agar lebih berani keluar dari hubungan beracun:

  • Membangun self-awareness, menyadari kondisi hubungan yang dijalani.
  • Meningkatkan harga diri, agar tidak merasa layak diperlakukan buruk.
  • Menerima dukungan sosial dari keluarga, sahabat, atau komunitas.
  • Menetapkan healthy boundaries, batasan jelas dalam hubungan.
  • Mengurangi stigma gagal dalam hubungan, karena berpisah bukan berarti kalah.
  • Mencari bantuan profesional, jika hubungan toxic sulit diatasi sendirian.

Kasus tragis di Mojokerto menjadi pengingat nyata bahwa toxic relationship bukan hal sepele. Hubungan yang seharusnya membawa kebahagiaan bisa berubah menjadi "racun" yang merusak mental, emosi, bahkan fisik. Seperti pesan psikolog Shania Febriana Khairunnisa, penting bagi setiap individu untuk berani menetapkan batasan sehat, mencintai diri sendiri, dan mengambil keputusan berani demi masa depan yang lebih baik




(ihc/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads