Ditertibkan Berkali-kali, Anjal-Gepeng Bandel Masih Ramai di Kota Malang

Ditertibkan Berkali-kali, Anjal-Gepeng Bandel Masih Ramai di Kota Malang

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Minggu, 07 Sep 2025 13:40 WIB
Satpol PP Kota Malang saat amankan gelandangan dan pengemis
Satpol PP Kota Malang saat amankan gelandangan dan pengemis/Foto: Istimewa
Kota Malang -

Penertiban anak jalanan (anjal) hingga gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Malang terus dilakukan Satpol PP. Tapi kenyataannya, masih banyak anjal-gepeng yang bandel dan tetap berkeliaran di jalan meski sudah berkali-kali dilakukan penertiban.

Kepala Bidang (Kabid) Ketentraman dan Ketertiban Umum (KKU) Satpol PP Kota Malang Mustaqim Jaya membeberkan, masih ada anjal-gepeng yang bandel. Dikatakan bandel karena meski sudah diamankan dan diserahkan ke dinas sosial, mereka tetap kembali ke jalan.

"Sebenarnya kalau kita lihat yang ada di jalan orangnya ya itu-itu aja. Kita sendiri juga terkendala karena tidak bisa tipiring (tindak pidana ringan) dia," terang Mustaqim saat dihubungi detikJatim, Minggu (7/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini kalau mereka (anjal-gepeng) hanya bisa kita tangkap dan bawa ke shelter dinas sosial. Nanti, di sana mereka akan diberi pembinaan dan pelatihan keterampilan. Tapi setelah keluar dari shelter, mereka malah kembali ke jalan bukan cari kerja lain," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, persoalan anjal-gepeng bandel ini perlu mendapatkan penanganan serius agar bisa tertuntaskan. Salah satu pemilik peran penting dalam penyelesaian persoalan ini adalah pada cara penanganan dinas sosial sebagai pihak pengampu.

"Beberapa contoh yang bandel dan berulang kali tertangkap itu seperti di simpang exit Tol Madyopuro itu ada badut itu itu aja. Terus di jalan Panglima Sudirman juga ada yang sudah berulang kali ditertibkan," tutur Mustaqim.

Berdasarkan pengakuan anjal-gepeng yang berulang kali ditertibkan, mereka tetap kembali ke jalan karena tidak kunjung mendapatkan pekerjaan meski sudah menjalani pelatihan di dinas sosial.

"Mungkin juga mereka berpikir bahwa lebih nyaman mencari uang dengan minta-minta. Di mana sehari bisa dapat Rp 150-200 ribu, sedangkan kalau cari kerja sulit dan belum tentu dapat penghasilan segitu," tandasnya.




(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads