Dindik Jatim Imbau Pelajar Tak Ikut-ikutan Demo Berujung Anarkis

Dindik Jatim Imbau Pelajar Tak Ikut-ikutan Demo Berujung Anarkis

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 05 Sep 2025 16:40 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Demonstrasi yang berujung kericuhan beberapa waktu lalu di Surabaya menyebabkan sejumlah pelajar ditangkap aparat kepolisian akibat berbuat anarkis. Dinas Pendidikan Jawa Timur mengimbau agar para pelajar tidak ikut aksi yang berpotensi anarkis.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai menyebut adanya pelajar SMA/SMK yang terjaring aparat kepolisian saat demonstrasi besar-besaran berujung ricuh di beberapa daerah di Jawa Timur. Ia menegaskan, para pelajar yang terlibat akan mendapat pembinaan serius, baik dari sekolah maupun orang tua, demi mencegah keterlibatan lebih jauh dalam aksi serupa.

"Akan dibina agar tidak terulang kembali," kata Aries dalam keterangannya, Jumat (5/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aries menyebut, pihaknya telah mengeluarkan edaran tegas agar pelajar tidak terlibat dalam demonstrasi, terlebih jika berpotensi berujung anarkis.

ADVERTISEMENT

"Di surat edaran masing-masing cabang dinas sudah jelas, mereka tidak boleh terlibat secara langsung dalam demonstrasi, apalagi aksi anarkis. Wali kelas, kepala sekolah, dan cabang dinas wajib melakukan pemantauan secara langsung," katanya.

Jika ada pelajar yang terbukti ikut aksi, Aries menyebut sanksinya akan disesuaikan dengan tingkat keterlibatan.

"Kalau ada, kita akan memberikan pembinaan, tergantung berat atau tidaknya. Sementara ini yang dilakukan pihak kepolisian masih berupa pembinaan, dipanggil orang tua, dipanggil kepala sekolah. Nanti kalau ada unsur pidana, kami akan koordinasi dengan pihak keamanan," terangnya.

Aries menambahkan, pihaknya akan memperkuat komunikasi dengan cabang dinas, kepala sekolah, dan orang tua untuk memastikan pelajar tetap fokus pada pendidikan, bukan aksi massa. Baginya, masa depan generasi muda lebih penting dijaga daripada terseret dalam konflik yang berpotensi merusak diri sendiri.

Sementara terkait kegiatan belajar mengajar di sekolah, Aries menyebut, sesuai arahan Gubernur Jawa Timur, pihaknya terus memantau situasi di 38 kabupaten/kota untuk memastikan kelancaran proses pembelajaran di tingkat SMA, SMK, dan SLB. Tidak semua wilayah menjalankan pembelajaran daring, sebab mekanisme disesuaikan dengan kondisi keamanan daerah masing-masing.

"Khusus untuk Surabaya, Gresik, Sidoarjo, mulai 1 September kemarin kita sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui daring. Namun kalau kondusivitasnya cukup aman dan terkendali, maka kami harapkan untuk masing-masing cabang dinas melaksanakan kegiatan normal, yaitu di sekolah masing-masing," pungkasnya.




(faa/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads