Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Idris Hamid mengatakan, dalam situasi kebangsaan saat ini, keberanian moral dari segenap elemen bangsa dibutuhkan untuk bersama-sama membawa Indonesia selamat dan sejahtera.
KH Idris Hamid mengatakan, melihat kondisi negara saat ini, bangsa Indonesia perlu belajar sejarah dari masa kepemimpinan Abbasiyah yang pernah mengalami kesulitan kondisi perekonomian.
"Pada waktu itu semua pejabat dan khalifah di zaman Abbasiyah sepakat bahwasanya pajak dinaikkan 1000 persen. Namun hanya Imam bin Hambal yang tidak sepakat," ujar KH Idris Hamid dalam Peringatan Haul ke-44 KH Abdul Hamid bin Abdullah Umar di Pondok Pesantren Salafiyah, Kota Pasuruan, Selasa (02/09/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah tersebut menambahkan, Imam Ahmad bin Hambal mengusulkan agar para pejabat negara, termasuk menteri, menjual aset pribadi seperti rumah mewah dan kendaraan demi menyelamatkan negara dari krisis ekonomi.
"Dengan usulan tersebut akhirnya para menteri dan khalifah sepakat karena hanya Imam Ahmad bin Hambal yang satu-satunya orang yang ahli hukum sekaligus ulama," ujar putera dari almarhum KH Abdul Hamid tersebut.
Dia menegaskan bahwa usulan Imam Ahmad tersebut terbukti mampu mengembalikan kekuatan ekonomi Abbasiyah pada waktu itu. "Ini menunjukkan, ulama tidak hanya ahli ibadah dan ilmu agama, tetapi juga bisa memberi solusi konkret bagi persoalan negara," tambahnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah tersebut juga menekankan, teladan itu relevan untuk Indonesia saat ini. Pejabat publik hendaknya berani mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Para pejabat publik mesti memiliki kepekaan terhadap kondisi masyarakat. Pejabat tidak boleh mengeluarkan pernyataan yang membuat masyarakat terluka. Para pejabat juga harus mengambil kebijakan yang membuat beban masyarakat berkurang.
"Kalau keberanian moral itu dijalankan, Insyaallah bangsa ini akan selamat dan sejahtera," tegasnya.
Menurutnya, negeri ini didirikan oleh para ulama, syuhada, dan Wali Songo, sehingga seluruh elemen bangsa harus bersama-sama berjuang menyelamatkan Indonesia. "Mari kita bersama-sama menjaga pentingnya menjaga Indonesia agar tidak terjerumus pada kehancuran karena bangsa ini dibangun bersama sama," tutupnya.
(dpe/abq)