.webp)
Tak sebatas lewat medsos, semangat warga Mojokerto menolak anarkisme dibuktikan melalui aksi nyata. Mereka dengan sukarela menjaga kantor kepolisian sektor (polsek) untuk mencegah penyerangan.
Puluhan orang sukarela menjaga kantor Polsek Pungging, Polres Mojokerto. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari pemuda karang taruna, pesilat, Banser, hingga tokoh masyarakat.
Sebagian warga itu berjaga di Mapolsek Pungging, sebagian lainnya bergabung dengan polisi dalam patroli wilayah yang digelar di sekitar kantor Polsek Pungging.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu relawan adalah Agus, tokoh masyarakat di Kecamatan Pungging. Menurutnya, menjaga keamanan merupakan tanggung jawab bersama semua elemen masyarakat.
"Jika polsek aman, maka lingkungan kami juga akan aman. Kami tidak ingin kejadian anarki terjadi di tempat kami. Kami siap membantu polisi," terangnya di lokasi, Senin (1/9/2025).
Kapolsek Pungging Iptu Selimat sangat mengapresiasi partisipasi warga yang sukarela menjaga kantornya. Begitu pula Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto.
Selain wujud hubungan harmonis Polri dengan masyarakat, gerakan ini juga bukti tingginya kesadaran masyarakat dalam ikut menjaga keamanan dan ketertiban.
Menurut Selimat, sinergi Polri dan masyarakat ini sangat efektif untuk menjaga wilayahnya selalu aman dan damai. Masyarakat juga semakin dewasa sehingga tak mudah terpancing berbagai provokasi.
"Kami selalu lalukan pendekatan humanis dan persuasif, mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjadi polisi bagi diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar. Hasilnya, kesadaran itu tumbuh secara alami dan terwujud dalam aksi nyata seperti ini," tandasnya.
(dpe/abq)
