Aktivitas masyarakat di Kota Surabaya berangsur normal usai insiden aksi yang diwarnai kerusuhan pada Jumat (29/30) dan Sabtu (30/8). Pertokoan, mal, hotel hingga kantor beroperasi, namun ternyata masih menyisakan rasa was-was bagi masyarakat.
Pantauan detikJatim di kawasan pusat Kota Surabaya, sejumlah pertokoan yang sempat tutup imbas aksi telah dibuka. Begitupun dengan restoran, hotel, kantor, hingga mal yang berada di kawasan Jalan Basuki Rahmat hingga Jalan Gubernur Suryo.
Di Jalan Basuki Rahmat, ada yang sedikit berbeda pascakerusuhan. Selain Polsek Tegalsari yang terbakar, pembatas jalan atau barier yang biasanya berfungsi membagi lajur jalan kini tidak ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, ada poster imbauan untuk menjaga fasilitas umum yang disampaikan Pemkot Surabaya di jembatan penyeberangan orang (JPO) dekat Halte Kaliasin yang berbunyi 'Aset ini milik Pemkot Surabaya. Dibangun dan dibiayai dari hasil keringat dan pajak dari arek arek Suroboyo. Mari kita jaga bersama'.
Kemudian sejumlah petugas dari TNI juga masih bersiaga di sekitar restoran, toko, hingga Gedung Negara Grahadi. Upaya perbaikan fasilitas yang rusak, salah satunya pengaspalan jalan juga masih dilakukan di Jalan Gubernur Suryo.
Masyarakat Surabaya yang hari ini mulai beraktivitas normal rupanya was-was. Wahyu (30), karyawan salah satu hotel di kawasan Surabaya Pusat mengungkapkan bahwa harus ekstra hati-hati di tengah kondisi saat ini.
"Aktivitas normal ya tentu, bekerja seperti biasanya. Tapi tentu lebih waspada, harapannya Surabaya segera kembali kondusif ya," ungkap Wahyu kepada detikJatim, Senin (1/9/2025).
Warga Surabaya lainnya, Fatimah (23) yang merupakan mahasiswa sekaligus pekerja swasta turut mengungkapkan rasa kekhawatirannya.
"Masih gak tenang, masih mencekam takut gitu karena banyak rusuh dan onar, banyak gangster. Kemarin juga lihat sebagian bukan mahasiswa, ada gangster, anak kecil," tuturnya.
Ia pun menyayangkan sejumlah aksi pembakaran yang dilakukan seperti di Mako Polsek Tegalsari, sejumlah pos polisi, hingga Gedung Negara Grahadi.
"(Miris) lihat kondisi pos polisi banyak kebakar, di Polsek Pabean juga dengar-dengar katanya mau dibakar. Sekarang saya jadi mengurangi aktivitas, kalau malam biasanya ngopi pulang kerja sekarang takut ketemu gangster, yang demo karena banyak yang bawa besi," ucapnya.
Dirinya berharap situasi segera kondusif dan masyarakat bisa bersama-sama menjaga keamanan, terutama di Kota Surabaya.
"Harapannya kan Presiden Prabowo sudah ngeluarin statement memperbaiki kebijakan DPR, menghapus tunjangan DPR, kalau udah ada statement harapannya masyarakat terbuka dan mengurangi aksi demo," pungkasnya.
(auh/hil)