Sejarah Grahadi Cagar Budaya Kebanggaan Jatim yang Dibakar Perusuh

Sejarah Grahadi Cagar Budaya Kebanggaan Jatim yang Dibakar Perusuh

Mira Rachmalia - detikJatim
Minggu, 31 Agu 2025 12:30 WIB
Gedung Grahadi yang terbakan pada aksi (30/8) kini terlihat mulai dibersihkan
Gedung Negara Grahadi. Simak Sejarah Grahadi Foto: Mira Rachmalia/ detikjatim
Surabaya -

Nyala api membara di Gedung Grahadi pada Sabtu (30/8) malam. Massa berbaju hitam-hitam merangsek masuk melalui gerbang sebelah barat Gedung Grahadi dan mulai melakukan pembakaran. Sebagian bangunan di sebelah barat gedung, termasuk ruangan Wakil Gubernur Jatim membara.

Tak hanya itu, ketika atap bangunan itu mulai terbakar, sebagian perusuh mulai masuk ke sejumlah ruangan, termasuk ke dalam ruangan yang biasa menjadi tempat berkumpul wartawan. Perusuh mulai menjarah barang-barang.

Terpantau sejumlah printer, kursi, komputer desktop, monitor dijarah dari dalam bangunan. Para perusuh itu bahkan membabi buta merusak apa saja yang mereka temui termasuk besi-besi di dalam bangunan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbakarnya gedung Grahadi menyisakan keprihatinan warga Surabaya. Mengingat, gedung Grahadi merupakan cagar budaya yang menjadi saksi perkembangan Kota Surabaya.

Berikut rangkuman perjalanan panjang gedung Grahadi, salah satu cagar budaya ikonik Surabaya.

ADVERTISEMENT

Sejarah Gedung Grahadi

Peta Surabaya 1787Peta Surabaya 1787 Foto: Arsip Pribadi Yayan Indrayana

Menurut penuturan pegiat sejarah Begandring Surabaya Yayan Indrayana, Grahadi merupakan salah satu gedung tertua di Surabaya. Hal ini terlihat dalam arsip sejarah bertanggal 1787 dimana gedung ini telah terlihat di peta kota Surabaya

"Bersama dengan Gedung setan dan kawasan eropa awal di Kawasan Jembatan merah," jelasnya pada detikjatim, Minggu (31/8)

Gedung ini didirikan oleh Dirk Van Hogendorp, penguasa saat itu. Untuk diketahui Indonesia saat itu berada di bawah kekuasan VOC, sebuah maskapai dagang dari Belanda.

"Iya, (Grahadi dibangun) di era-era akhir VOC. Tujuannya adalah untuk rumah pejabat Belanda Residen Dirk Van Hogendorp. Fungsinya seperti tempat peristirahatan yang dibuat dengan konsep rumah kebun," tambahnya.

Dalam sketsa tahun 1809 yang dimiliki Yayan, tampak bagian depan gedung Grahadi menghadap sungai Kalimas. Sedangkan bagian belakangnya menghadap hospital straat atau saat ini dikenal dengan nama jalan Gubernur Suryo.

Sejarah Grahadi dari masa ke masaBentuk awal Grahadi dengan orientasi menghadap sungai Kalimas Foto: Arsip Pribadi Yayan Indrayana

Dalam sketsa tersebut terlihat gedung Grahadi tergambar dengan indah dan asri. Gedung Grahadi dikelilingi parit yang lansung terhubung dengan sungai di depannya. Desain rumah yang tergambar pada denah awal Grahadi juga menunjukkan orientasi rumah yang dibangun di pinggir sungai.

Sejarah Grahadi dari masa ke masaBentuk awal Grahadi dilihat dari Hospital Straat (Sekarang Jalan GubernurSuryo, tampak ada sungai di sisi depannya) Foto: Arsip Pribadi Yayan Indrayana

Renovasi gedung Grahadi berlangsung pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Herman William Daendles. Ia merasa bentuk gedung Grahadi kurang megah sehingga meminta renovasi ulang gedung Grahadi.

"Daendels merasa Gedung itu kurang megah, sehingga Daendels ingin diubah seperti langgam2 istana atau rumah bangsawan di Prancis. yang kemudian dilakukan perubahan pada area facade dengan memberi ruang penerima yang di topang oleh kolom2 klasik, yang paling mencolok tentunya adalah perubahan atap, dari atap tunggal tinggi menjadi beberapa struktur atap yang lebih rendah sehingga bentuk tampilan depan menjadi lebih dominan," jelas Yayan.

Desain Gedung Grahadi

Sejarah Grahadi dari masa ke masaPotret Grahadi bentuki setelah direnovasi di era Dendels Foto: Arsip Pribadi Yayan Indrayana

Pasca renovasi, gedung Grahadi semakin megah dan dikenal sebai pelopor dari langgam Empire Style. Desain bangunan ini kemudian berkembang luas ke seluruh Hindia Belanda. Salah satu ciri khasnya adalah kolom di depan bangunan.

Meski mengalami renovasi di bagian tengah, gedung sisi barat dan timur Grahadi masih menyimpan sisi otentiknya. Salah satunya terlihat dari bentuk atap kolom yang masih sering ditemui di gedung-gedung yang dibangun pada periode yang sama.

"Gedung yang terbakar tadi malam adalah gedung di sayap barat Grahadi, jadi secara nilai yang terbakar semalam adalah salah satu bangunan dengan bentuk lama yang masih otentik," kata Yayan.

Gedung Grahadi setelah Terbakar pada Aksi 30 Agustus 2025Gedung Sisi Barat Grahadi yang Terbakar pada 30 Agustus 2025 Foto: Esti Widiyana/ detikjatim

Grahadi Pada Era Kemerdekaan

Sejarah Grahadi dari masa ke masaGrahadi Pada Awal Kemerdekaan Foto: Arsip Pribadi Yayan Indrayana

Gedung Grahadi memiliki peran penting dalam sejarah Kota Surabaya, baik pada masa revolusi maupun setelah kemerdekaan. Banyak peristiwa bersejarah terjadi di gedung ini, tidak hanya pada tingkat kota, tetapi juga berpengaruh secara nasional.

Pada awal era kemerdekaan, Gedung Grahadi menjadi tempat strategis untuk berbagai kegiatan, termasuk sebagai lokasi masyarakat berkumpul dalam rangka mendukung program-program Presiden Soekarno.

Dalam arsip dari dinas Provinsi Jawa Timur terlihat penampakan gedung Grahadi di tahun 1950an. Bung Karno, presiden pertama Republik Indonesia terdokumentasi pernah berpidato di Grahadi.

"Memang sejak dahulu, kawasan Grahadi ini adalah salah satu tempat yang menjadi jujugan ketika ada penyampaian aspirasi, tidak hanya di era kemerdekaan namun juga era kolonial/penjajahan," jelas Yayan.

Sejarah Grahadi dari masa ke masaSukarno berpidato di Gedung Grahadi di tahun 50 an Foto: Arsip Pribadi Yayan Indrayana

Respons Komunitas Sejarah

Terkait insiden terbakarnya Gedung Grahadi pada Sabtu (30/08) malam, Yayan menyayangkan peristiwa tersebut. Menurutnya, gedung cagar budaya bukan hanya milik institusi tertentu atau pemerintah, melainkan milik kita bersama. Gedung-gedung itu adalah bagian dari sejarah yang turut membentuk identitas kota ini.

Sejarah Grahadi dari masa ke masaPotret Grahadi 1947 Foto: Arsip Pribadi Yayan Indrayana

"Kami memahami tentang kekecewaan masyarakat terhadap kondisi yang berkembang saat ini, saya juga di siang hari beberapa kali ikut aksi demo, namun kami berharap untuk rekan rekan dan masyarakat lebih waspada dan menahan diri terkait perusakan Gedung Gedung milik pemerintah ataupun yang lain yang adalah Gedung Cagar Budaya," Jelasnya

Ia menghimbau pihak-pihak terkait untuk melakukan pendataan terkait kerusakan yang terjadi agar langkah-langkah perbaikan bisa segera dilakukan.

"Dan semoga Grahadi ke depan menjadi ruang yang lebih terbuka untuk siapapun. Sepenting apapun ketika masyarakat tidak paham nilai dan sejarahnya akan sangat disayangkan," tutupnya.




(ihc/ihc)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads