Kabupaten Sidoarjo kembali menorehkan prestasi di sektor industri makanan. Ekspor perdana kerupuk udang dari salah satu pabrik resmi dilepas ke Malaysia dengan nilai mencapai Rp 4,5 miliar.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi menyebut, ekspor ini menjadi momentum penting untuk membuka jalan lebih luas bagi produk Indonesia, khususnya dari sektor UMKM, ke pasar global.
Fajarini menjelaskan, nilai ekspor kerupuk udang sebanyak satu kontainer 40 ft tersebut mencapai USD 7.086 atau sekitar Rp 115 juta ke Malaysia. Estimasi pengiriman produk PT Sekar Laut hingga 2026 diproyeksikan mencapai 38 kontainer dengan nilai ekspor sekitar Rp 4,5 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerja sama dengan Kara Marketing Malaysia Sdn Bhd merupakan langkah strategis membuka pasar baru dan memperluas jaringan ekspor produk unggulan Indonesia," tambahnya.
Menurut Fajarini, Malaysia merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia yang pada semester pertama 2025 menempati posisi kelima tujuan ekspor. Ekspor produk kerupuk udang dari Indonesia ke Malaysia selama Januari-Juni 2025 mencapai USD 30,48 juta dengan pangsa pasar sebesar 21,85%.
"Ini merupakan bukti bahwa produk olahan makanan Indonesia semakin diterima di pasar internasional," jelasnya.
Ia juga mengapresiasi tren positif kinerja perdagangan Indonesia dengan surplus neraca perdagangan USD 51,73 miliar sepanjang 2024 dan peningkatan nilai ekspor non-migas sebesar 8,96% hingga Juni 2025.
Namun, Fajarini mengingatkan para pelaku usaha agar terus meningkatkan mutu dan kepatuhan terhadap standar ekspor, seperti sertifikasi halal dan HACCP, guna menghadapi persaingan dan persyaratan pasar ekspor.
"Kami dari pemerintah akan terus mendukung pelaku usaha, khususnya UKM, melalui promosi dagang, misi bisnis, dan peningkatan kapasitas produksi agar ekspor produk makanan olahan semakin kompetitif di pasar global," tegas Fajarini.
Pelepasan ekspor perdana kerupuk udang ini juga menjadi contoh sukses sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha dalam mendorong diversifikasi pasar ekspor.
"Semoga momentum ini menjadi inspirasi bagi pelaku usaha Indonesia untuk terus mengembangkan pasar ekspor ke berbagai negara di dunia," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo, Fenny Apridawati, memberikan apresiasi tinggi pada Sekar Laut Group yang terus konsisten berkontribusi untuk daerah, baik melalui penyerapan tenaga kerja maupun dukungan sosial.
"Pak Willi Gunawan ini luar biasa, lebih dari 60 persen karyawan di Sekar Laut berasal dari Sidoarjo. Ini membuktikan komitmen perusahaan untuk membangun daerah," ujar Fenny.
Fenny juga menyampaikan kondisi Sidoarjo yang masih menghadapi angka pengangguran tertinggi se-Jawa Timur meski tren menurun pasca-COVID-19. Karena itu, ia berharap semakin banyak perusahaan besar yang mampu menyerap tenaga kerja lokal.
Tak hanya soal ekspor, Fenny mengungkap Pemkab Sidoarjo juga mendorong dunia usaha untuk mendukung program pendidikan, termasuk wisata edukasi industri bagi siswa PAUD hingga SD.
"Kami ingin anak-anak dikenalkan sejak dini pada dunia usaha agar lahir entrepreneur andal dari Sidoarjo," imbuhnya.
Sebagai catatan, wilayah pesisir Sedati masih menjadi salah satu lumbung tambak udang di Sidoarjo. Hingga kini, sekitar 6 hektare tambak masih bertahan di tengah tantangan abrasi. Produk olahan udang dari daerah ini telah lama menjadi andalan ekspor, termasuk kerupuk udang yang kini resmi menembus pasar Malaysia.
(auh/hil)