Petrokimia Gresik menjadi lokasi pilot project dekarbonisasi dengan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) yang digagas Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Proyek ini diharapkan menjadi solusi pengurangan emisi karbon sekaligus menghasilkan bahan baku industri strategis dalam negeri.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Daconi Khotob dalam forum Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta, Kamis (21/8) menjelaskan, fasilitas CCU yang mulai beroperasi sekitar satu bulan lalu mampu mengolah emisi CO₂ menjadi produk samping berupa soda ash dan baking soda.
Kebutuhan dua produk ini di dalam negeri mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun dan selama ini masih dipenuhi lewat impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Target kami ke depan bisa menyerap 20 ribu ton CO₂ atau memproduksi 50 ribu ton soda ash per tahun melalui pilot project ini," jelas Daconi melalui keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Sabtu (23/8/2025).
Sebagai produsen pupuk dan bahan kimia berkapasitas 11 juta ton per tahun, Petrokimia Gresik memiliki potensi emisi karbon hingga 2 juta ton per tahun. Sejauh ini, program dekarbonisasi perusahaan mampu menekan sekitar 400 ribu ton CO₂ ekuivalen, namun masih ada 1,6 juta ton yang perlu ditangani melalui teknologi rendah karbon seperti CCU.
Sementara itu, Sekjen Kemenperin Eko S.A. Cahyanto menegaskan, pilot project ini menjadi bukti bahwa emisi karbon bisa diubah menjadi bahan baku bernilai ekonomis. Selain itu, proyek ini juga diharapkan bisa mendukung substitusi impor.
"Melalui teknologi ini, sesuatu yang dianggap sampah bisa menjadi peluang industri. Kami juga tengah menghitung nilai ekonomis pengurangan karbon dan pemanfaatan produk samping ini," tegasnya.
Kerja sama ini melibatkan Petrokimia Gresik, Kemenperin, serta Uwin Resource Regeneration Inc. (UWIN) asal Taiwan sebagai penyedia teknologi CCU. Dalam skema tersebut, UWIN menyediakan perangkat dan bertanggung jawab atas material yang digunakan, sementara Petrokimia Gresik menyiapkan lahan, utilitas listrik, air bersih, dan sumber daya pendukung lainnya.
Sebelumnya, di AIGIS 2025, Rabu (20/8), Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang juga sudah mengatakan bahwa teknologi CCU dapat mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2050.
"Teknologi ini bukan hanya mendukung target NZE (Net Zero Emission), tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi," kata Agus.
(auh/hil)