Tidak hanya SMKN 1 Jombang, uang gedung juga berlaku di SMAN 2 Jombang. Hanya saja, di sekolah ini uang gedung disebut sumbangan suka rela dari orang tua siswa dengan nilai bervariasi dari Rp 0 sampai Rp 7 juta.
Kepala SMAN 2 Jombang Budiono menjelaskan, sekolahnya mempunyai program pembangunan untuk meningkatkan fasilitas pendidikan. Namun, program tersebut tak mampu didanai Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat maupun Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) dari Pemprov Jatim.
Kekurangan biaya ini lah yang mendorong pemberdayaan Komite SMAN 2 Jombang. Menurutnya, pemberdayaan komite sekolah mempunyai payung hukum yang jelas, yaitu Pemendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari kondisi tersebut, lanjut Budiono, pihaknya dan komite sekolah menyusun proposal sesuai kebutuhan program pembangunan. Tahun ajaran 2025-2026, programnya meliputi digitalisasi pendidikan berupa videotron untuk 10 ruang kelas, serta upgrade laboratorium komputer.
"Proposal ini digodok pihak sekolah dan komite menjadi kebutuhan yang paling ideal. Sekitar Rp800-900 juta," jelasnya kepada wartawan di di SMAN 2 Jombang, Jalan Dokter Wahidin Sudiro Husodo, Desa Sengon, Jombang, Kamis (21/8/2025).
Kebutuhan anggaran tersebut, kata Budiono, lantas disampaikan komite SMAN 2 Jombang kepada para orang tua siswa kelas X. Tujuannya agar para wali murid menyumbang sesuai kemampuan masing-masing. Selanjutnya, setiap orang tua siswa diminta mengisi surat pernyataan tentang nilai sumbangan yang akan mereka berikan.
"Kami menggunakan konsep subsidi silang karena kemampuan setiap orang tua siswa tidak sama. Tergantung orang tua mengisi berapa. Faktanya nilainya sangat bervariasi," terangnya.
Sampai saat ini, tambah Budiono, para orang tua siswa mengisi surat pernyataan sanggup menyumbang Rp 0 sampai Rp 7 juta. Artinya, ada pula para orang tua yang tidak sanggup menyumbang sama sekali.
Menurutnya, siswa kelas X SMAN 2 Jombang sebanyak 360 anak. Ia berharap sumbangan dari para orang tua siswa terealisasi di tahun ajaran ini agar bisa untuk menjalankan program pembangunan yang sudah direncanakan. Namun, sejauh ini total sumbangan yang akan diberikan sekitar Rp 500 juta.
"Tidak bayar pun tidak masalah. Pengisian (surat pernyataan) untuk membuat RAB (rencana anggaran biaya), realisasi tergantung sumbangan riil para orang tua siswa," tandasnya.
(auh/abq)