Nama Amad mungkin tak setenar Bung Tomo, tetapi tanpa tangga yang ia pasang, bendera Belanda takkan bisa disobek dari atap Hotel Yamato. Kini, di usia 103 tahun, ia masih mengenang perjuangan itu dengan semangat.
Amad, salah satu pelaku sejarah dalam peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya tahun 1945, kini menginjak usia 103 tahun. Pria kelahiran 7 Februari 1922 ini masih tampak sehat dan mengenang masa perjuangan kemerdekaan dengan penuh semangat di rumah anaknya, Perumahan Putri Juanda, Desa Pepe, Kecamatan Sidoarjo, Selasa (19/8/2025).
Amad yang merupakan anggota Badan Keamanan Rakyat, cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI), menceritakan saat dirinya memasang tangga agar rekan-rekannya bisa naik dan merobek bendera Belanda di Hotel Yamato pada 19 September 1945.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya hanya memasang tangga, lalu ada anak-anak itu yang naik dan merobek bendera Belanda," kenang Amad.
Selama masa perang, Amad dikenal sebagai sahabat dekat Bung Tomo, tokoh pejuang yang membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November 1945.
Amad pun pernah bergabung dengan Heiho, tentara bentukan Jepang, serta Polisi Istimewa Jepang sebelum menjadi bagian dari TNI AD dengan pangkat Prada hingga pensiun pada 1978. Meski buta huruf, Amad tetap setia mengabdi kepada bangsa.
Pria yang memiliki 12 anak dan 31 cucu ini juga pernah dikirim ke Sulawesi untuk menumpas pemberontakan PRRI dan Permesta, serta menghadapi peristiwa pembantaian Westerling. Ia juga pernah ditangkap KNIL pada 1948 dan menjalani penahanan di beberapa tempat selama empat bulan.
Kini, Amad hidup dari uang pensiun TNI sebesar Rp 2,4 juta per bulan dan tinggal bersama istri ketiganya yang berusia di atas 50 tahun. Meski usianya sudah sangat lanjut, Amad mengaku masih ingin bertemu dengan para pejuang lainnya untuk berbagi cerita.
Ketika ditanya soal kondisi Indonesia saat ini, Amad mengungkapkan rasa sedih dan kecewanya atas maraknya kasus korupsi yang terus terjadi.
"Saya berharap pemerintahan Presiden Prabowo bisa tegas terhadap para koruptor yang memakan uang rakyat," harap Amad.
Atas jasa-jasanya dalam mempertahankan kemerdekaan, Amad pernah menerima berbagai penghargaan, termasuk Bintang Gerilya, tanda kehormatan tertinggi bagi pejuang kemerdekaan Indonesia.
(auh/hil)