Bencana tanah longsor di kawasan perbukitan Desa Kradinan, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung mengakibatkan sejumlah bangunan SD rusak. Kini, aktivitas pembelajaran digabung dengan kelas lain.
Kepala SDN 2 Kradinan Tina Susanti mengatakan, bencana yang terjadi pada Selasa (19/5/2025) petang tersebut, merusak tiga lokal bangunan di sekolahnya, antara lain ruas kelas 4, perpustakaan, dan toilet.
"Sebelum longsor, tiga bangunan itu aktif digunakan untuk kegiatan anak-anak. Bahkan, untuk toilet itu baru dibangun 2024 kemarin," kata Tina, Rabu (20/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari tiga bangunan tersebut seluruhnya hancur dan tidak dapat difungsikan sama sekali. Sejumlah puing bangunan ikut terbawa longsor hingga radius 100 meter.
"Bak kamar mandi itu sampai dekat pustu (puskesmas pembantu)," ujarnya.
Diakui, kerusakan infrastruktur sekolah berdampak pada terganggunya proses pembelajaran para siswa. Aktivitas belajar mengajar siswa kelas 4 terpaksa digabung dengan kelas 3, sedangkan kelas 1 dan 2 mengikuti kegiatan belajar secara daring.
"Jadi, sesuai arahan dari pimpinan kami gabung, sebab, kami tidak tahu tingkat bahaya dari ruangan kelas di dekat yang rusak itu. Untuk kelas 5-6, lokasinya terpisah sehingga tidak terdampak," jelasnya.
Tak hanya aktivitas pembelajaran yang terganggu, sejumlah aset sekolah berupa ribuan buku di perpustakaan rusak tertimbun material longsor. Beberapa rapor siswa juga ikut rusak.
"Hari ini tadi kami gotong royong bersama wali murid, warga, dan sejumlah instansi lain untuk menyelamatkan barang-barang yang tersisa, dan membongkar konstruksi yang rusak," imbuhnya.
Ke depan, pihaknya akan berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Tulungagung untuk keberlangsungan pembelajaran para siswa, serta rencana pembangunan.
"Kami juga dapat tawaran dari pemerintah desa, di kantor desa itu ada ruangan yang bisa dimanfaatkan sementara untuk menampung siswa. Nanti akan kami bahas lebih lanjut," ujarnya.
Tina mengaku tidak menyangka sekolahnya akan tertimpa tanah longsor karena selama ini belum pernah terjadi tanah longsor di sekitar sekolah. Di sisi lain, pihaknya bersyukur kejadian tersebut tidak sampai memakan korban jiwa maupun luka. Seluruh siswa maupun warga sekolah dipastikan dalam kondisi selamat.
"Alhamdulillah tidak ada korban, kemarin itu kejadiannya saat pembelajaran sudah selesai. Padahal anak-anak itu biasanya berkumpul di depan perpustakaan, di situ kan ada taman. Makanya kemarin itu ketika tahu longsor ini, saya langsung menangis," jelasnya.
Kasek menceritakan, saat kejadian berlangsung, ketua komite sekolah sedang melintas di jalan raya depan sekolah. Saat itu, timbunan material longsor terlihat telah merobohkan bangunan sekolah. Lumpur bercampur bebatuan menutup total akses jalan raya Pagerwojo, Tulungagung menuju Kecamatan Bendungan, Trenggalek.
"Saat saya ke sini kondisi depan sekolah penuh dengan air dan tiga bangunan itu sudah hancur," imbuhnya.
(irb/abq)