Inovasi Bedah Robotik Operasi Sendi Lutut Hadir di Siloam Hospitals

Inovasi Bedah Robotik Operasi Sendi Lutut Hadir di Siloam Hospitals

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 13 Agu 2025 18:50 WIB
Operasi sendi lutut dengan teknologi robotik yang dikenalkan Siloam Hospitals Surabaya.
Operasi sendi lutut dengan teknologi robotik yang dikenalkan Siloam Hospitals Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Siloam Hospitals Surabaya menghadirkan teknologi bedah robotik asal Korea Selatan untuk prosedur Total Knee Replacement (TKR). Teknologi bernama CUVIS Robotic Surgical Asisstant ini memungkinkan waktu operasi dan pemulihan pasien osteoarthritis (OA) yang lebih cepat.

Pasien OA stadium lanjut yang mengalami nyeri lutut kronis bisa menjalani operasi menggunakan CUVIS robotic dengan hasil yang lebih presisi, minim nyeri, dan masa pemulihan yang lebih cepat.

"Kalau kita bicara apa sih bedanya yang teknologi ini dengan yang sebelumnya ya? Di sini, tujuan operasi penggantian sendi lutut ini adalah satu pasien lututnya bebas nyeri, lebih nyaman untuk aktivitas dan fungsi, dan alat yang dipasang awet panjang umur," kata Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang) Subspesialis Panggul dan Lutut, Dr dr Kukuh Dwiputra Hernugrahanto SpOT (K) di Siloam Hospital Surabaya, Rabu (13/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan yang membedakan teknologi CUVIS robotic di RS Siloam ini ialah bisa mengurangi rasa nyeri pasca operasi. Operasi ini memastikan jaringan lunak yang dirusak atau dikelupas lebih sedikit, serta penempatan alat implan yang lebih presisi sehingga kualitas atau masa pakai alat lebih panjang.

Sebelum pelaksanaan operasi, tim medis di Siloam Hospital sudah lebih dulu melakukan perencanaan. Pada hari ketika operasi dilakukan, tim medis melakukan pemetaan ulang sehingga waktu operasinya relatif lebih cepat daripada operasi biasa.

ADVERTISEMENT

"Karena operasi biasa kita harus secara manual mengukur dengan mata, dengan alat, alat dipasang paku dulu. Sedangkan kalau ini tidak, tidak perlu dipasang paku. Jadi lebih cepat prosesnya. Rata-rata operasi konvensional 90-120 menit. Kemarin kami rata-rata 70 sampai 80 menit," katanya.

Begitu halnya waktu pemulihan pasien pasca operasi. Dokter Kukuh mengklaim proses pemulihan hanya satu hari setelah operasi pasien sudah bisa jalan karena minimnya rasa nyeri. Beda halnya dengan operasi manual yang rata-rata antara 2 atau 3 hari pasca operasi pasien belum bisa bergerak.

"Tapi dengan ini lebih nyaman, hari pertama pasien sudah jalan. Hari kedua sudah pulang. Rata-rata pasien dengan metode konvensional hari keempat atau hari kelima baru pulang. Ini hari kedua sudah pulang. Jadi sangat signifikan untuk kenyamanan pasien dan masa rawat inapnya," ujarnya.

Pasien dengan keluhan sendi lutut di Siloam Hospitals Surabaya cukup banyak. Bahkan selama sebulan Siloam Hospitals Surabaya bisa mengatasi hingga 100 pasien operasi.

Operasi sendi lutut dengan teknologi robotik yang dikenalkan Siloam Hospitals Surabaya.Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang) Subspesialis Panggul dan Lutut Siloam Hospitals, Dr dr Kukuh Dwiputra Hernugrahanto SpOT (K). (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

"Setiap bulan pasien kalau yang datang ke poliklinik kami mungkin di atas 100, karena ini sudah menjadi endemik. Menurut WHO sendiri penyakit osteoarthritis itu ke depan menjadi 5 disease terbanyak. Jadi secara endemik pasti banyak," urainya.

Prosedur TKR dengan teknologi robotik seperti CUVIS umumnya direkomendasikan bagi pasien OA lanjut yang mengalami nyeri berangsur-angsur, kaku sendi di pagi hari, atau kaku sendi setelah istirahat.

Sendi bisa mengalami pembengkakan hingga muncul suara (krepitus) saat digerakkan, dan keterbatasan gerak. Kondisi itu sering kali dipicu usia lanjut, kelebihan berat badan, riwayat cedera, serta faktor hormonal dan genetik.

Dibandingkan metode konvensional, robotic TKR menghasilkan fungsi sendi yang lebih optimal. Pasien pun mengalami nyeri pascaoperasi lebih ringan, proses pemulihan lebih cepat, dan peningkatan fleksibilitas dan mobilitas lutut yang berdampak pada kualitas hidup lebih baik.

Namun, tidak semua pasien nyeri lutut harus menjalani operasi TKR berbantuan robot. Pasien OA stadium awal biasanya akan mendapatkan terapi non-bedah, seperti pengobatan farmakologis. Teknologi robotik direkomendasikan untuk kasus stadium lanjut ketika metode lain tidak lagi efektif.

Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, David Utama mengatakan teknologi CUVIS robotic lebih presisi, meminimalkan invasif karena sayatannya lebih tepat, dan pasiein akan merasa nyaman.

"Rasa nyamannya, pasien merasakan tidak beda dengan lutut sebelumnya," kata David.

Menurutnya, apa yang menjadi fokus Siloam Hospital adalah pasien dapat beraktivitas kembali seperti sebelum sakit. Oleh karena itu tujuan Siloam Surabaya ialah passion outcome.

"Menurut saya ini menjadi pilihan untuk pasien-pasien total knee replacement mau melakukan di Siloam Surabaya. Jadi kita bukan sekedar oh saya nyari target, bukan, karena kita tujuannya passion. Kalau secara teknologi investment, kita enggak kalah sama luar negeri. Kalau biaya kita jamin, enggak mungkin lebih mahal," katanya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads