Kelakuan Tak Terpuji Emak-emak di Surabaya Palak Toko Modus Agustusan

Round Up

Kelakuan Tak Terpuji Emak-emak di Surabaya Palak Toko Modus Agustusan

Amir Baihaqi - detikJatim
Selasa, 12 Agu 2025 07:30 WIB
Rekaman kamera pengawas saat emak-emak di Surabaya palak Toko Pods Authentic di Jalan Gemblongan, Surabaya bermodus sumbangan Agustusan
Rekaman kamera pengawas saat emak-emak di Surabaya palak Toko Pods Authentic di Jalan Gemblongan, Surabaya bermodus sumbangan Agustusan (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Aksi ibu-ibu atau emak-emak di Jalan Gemblongan, Kelurahan Alun-alun Contong, Surabaya ini sungguh tak patut ditiru. Bagaimana tidak, mereka mendatangi toko dan menarik sumbangan Agustusan yang nominalnya sudah ditentukan.

Aksi ketiganya ini sempat terekam kamera pengawas atau CCTV toko yang kemudian viral di media sosial. Dalam aksinya ini, para pelaku diketahui mendatangi toko Pods Authentic.

Dalam video, ketiganya mengaku dari RT RW setempat meminta sumbangan untuk Agustusan. ketiga emak-emak tersebut mendatangi toko pada Kamis (7/8), pukul 15.58 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi itu kemudian diunggah pemilik toko Pods Authentic Surabaya Kevin Wiliam (22). Dalam keterangannya, Kevin menyebut ketiga emak-emak tersebut meminta sumbangan untuk kegiatan Agustusan dengan nominal Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.

ADVERTISEMENT

Karena hal ini, Kevin pun berniat memberikan Rp 5-10 ribu, karena sifatnya sumbangan, bukan iuran. Namun emak-emak itu tidak mau menerima nominal tersebut sampai akhirnya adu mulut.

"Ko permisi, sumbangan 17an. Nggenah, Ko Rp 5 ribu, di kampung saja Rp 50 ribu. Bukan maksa," kata emak-emak yang dilihat detikJatim dari rekaman CCTV toko tersebut, Senin (11/8/2025).

Kevin mengatakan, ketiga ibu-ibu itu datang ke tokonya tidak membawa proposal kegiatan Agustusan. Tetapi dalam sumbangan itu mereka mewajibkan memberi sebanyak Rp 500 ribu.

Ditemui di tokonya, Kevin membenarkan kejadian yang menimpanya. Ia menyebut seharusnya sumbangan harus seikhlasnya bukan mematok tarif.

"Jadi sebenarnya nominalnya itu memang seikhlasnya ya. Ketika saya ngomong bahwa nominal yang saya sanggup itu sekitar Rp 5-10 ribu, ibu ini bilang ya enggak bisa ngasih segitu. Ya saya pun juga minta maaf ke ibunya. Kenapa saya minta maaf? Ya karena saya baru mampu segitu," ujar Kevin, Senin (11/8/2025).

"Ya saya minta maaf, tapi ibunya sendiri di sini enggak mematok nominalnya berapa. Mungkin karena singkat cerita saya sendiri juga kepancing emosi, saya tanya ke ibunya, wajibkah saya yang membayar Rp 500 ribu sebagai sumbangan? Ibu itu mengatakan sebanyak tiga kali, wajib," tambahnya.

Alasannya memberi sumbangan dengan nominal Rp 5-10 ribu, karena kejadian serupa bukan pertama kalinya. Bahkan tahun sebelumnya juga sama untuk Agustusan dan diberikan Rp 25 ribu meski dibalas omelan oleh pemintanya.

"Sering dimintai seperti ini. Justru sudah sering, makanya prepare uang Rp 10 ribu. Minta sumbangan ekspetasi saya segitu. Kalau bilangnya iuran 17an, saya nggak ngasih segitu (Rp 10 ribu), lebih," jelasnya.

Kevin mengaku sudah dimediasi oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji siang tadi. Hasilnya sudah berdamai dengan dua dari tiga emak-emak, tapi dia juga diminta membuat video klarifikasi usai viral.

"Dari tiga (orang), dua hasil akhirnya berdamai, tapi yang satu agak keras hati, khususnya yang teriak. Saya pun juga disuruh bikin video klarifikasi sama mereka, tapi ya ngapain saya bikin video klarifikasi kalau saya nggak salah," jelasnya.

"Nggak saya kasih, maunya (Kevin) ngasih seikhlasnya. Karena saya dapat perlakuan gitu. Mereka keluar ngomel-ngomel," kata Kevin saat ditemui detikJatim di tokonya, Senin (11/8/2025).

Karena hal ini, mobilnya sempat diserang oleh para pelaku. Tak hanya itu, ia juga mendapat serangan rasis karena dianggap tak memberi sumbangan sesuai nominalyang ditentukan pelaku.

"Situasi nggak kondusif, saya mau langsung pergi keluar, saya ada janji mau meeting. Ketika mau pergi, mobil saya digedor, kaca dipukul, dikatai Cino medit. Ada saksinya dari toko sebelah, karyawan," beber Kevin.

Meski sudah dimediasi oleh Armuji, namun Kevin mengaku sudah melaporkan pemalakan yang menimpanya ke polisi. Laporan yang dilayangkan terkait pungutan liar (pungli)

"Hari H (lapor polisi), kurang lebih setengah jam atau 1 jam setelah kejadian itu atas dugaan pungli," kata Kevin saat ditemui detikJatim di tokonya, Senin (11/8/2025).

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Viral Emak-emak Palak Toko Modus Sumbangan Agustusan"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads