Tragis Pasutri Tulungagung Bunuh Diri Terhimpit Ekonomi

Round Up

Tragis Pasutri Tulungagung Bunuh Diri Terhimpit Ekonomi

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 11 Agu 2025 07:30 WIB
2 Gelas dan Botol Racun Ditemukan di Samping Pasutri Tewas Tulungagung
Olah TKP pasutri Tulungagung bunuh diri. Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim
Tulungagung -

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Sebuah kisah pilu menyelimuti Dusun Krajan, Desa Panggungkalak, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung. Pasangan suami istri, SMR (57) dan SGN (50), ditemukan meninggal dunia di dalam rumah mereka. Dugaan kuat mengarah pada tindakan bunuh diri, yang diduga dipicu masalah ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penemuan jasad kedua korban pertama kali diketahui salah satu keluarga korban pada hari Minggu pagi. Kecurigaan muncul karena lampu depan rumah masih menyala meskipun hari sudah terang.

"Jadi yang mengetahui pertama kali anak saya, karena sudah pagi tapi lampu depan kok masih menyala," kata Saji kepada detikJatim, Minggu (10/8/2025).

ADVERTISEMENT

Ketika masuk melalui pintu belakang yang tidak terkunci, saksi menemukan SMR dan SGN sudah tergeletak berdampingan di lantai. Kondisi ini membuat keluarga terkejut dan segera melaporkannya kepada pihak kepolisian.

Setelah menerima laporan, Tim Inafis Satreskrim Polres Tulungagung dan Unit Reskrim Polsek Pucanglaban segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Ditemukan dua gelas berisi sisa racun dan sisa makanan satai.

"Tadi juga ditemukan dua botol racun tikus cair. Yang satu botol sudah habis dan satunya tinggal sedikit," jelas Kanitreskrim Polsek Pucanglaban Aiptu Bilal Ahmar.

Namun, yang paling mengiris hati adalah temuan surat wasiat yang ditulis tangan korban. Surat tersebut mengungkap keinginan terakhir mereka.

"Keluargaku, aku meting aku mati ojo dislameti ritek, ra usah di Slameti. Welingku jaga mboke, Kakang jaluk sepuro nek keluarga kabeh. Aku karo Gini dadi siji lek makamne. (Keluargaku, aku pesan, aku mati jangan diselamati, tidak usah diselamati. Pesanku jaga ibu. Kakak minta maaf kepada keluarga semua. Aku sama Gini jadikan satu kalau memakamkan)," demikian isi surat pilu tersebut yang ditulis SMR.

Kapolsek Pucanglaban Iptu Bambang Kurniawan mengatakan, dugaan motif bunuh diri pasutri ini, yakni masalah ekonomi.

"Dugaannya karena masalah ekonomi," kata Aiptu Bilal Ahmar.

Tidak ada tanda-tanda kekerasan, isi surat wasiat, dan temuan racun menguatkan dugaan bunuh diri. Pihak keluarga telah menerima kematian korban dengan ikhlas dan membuat surat pernyataan. Jasad pasangan ini telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads