Ratusan hektare tanaman padi di Tulungagung terserang hama wereng. Dampaknya para petani terancam gagal panen.
Kepala Bidang perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian Tulungagung Kristina Wahyu, mengatakan dari hasil pendataan yang dilakukan tim pengamat hama, serangan wereng terjadi 652,02 hektare.
"Dalam bulan Juli Agustus serangan bisa di katakan ledakan krn saat ini musim kemarau basah yg berdampak kelembaban pada area lahan padi," kata Kristina Wahyu, Kamis (7/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah yang terdampak hama wereng cokelat hampir merata di seluruh kecamatan. Area terdampak paling banyak di antaranya di Kecamatan Bandung, Pakel, Besuki, Kauman dan sejumlah sentra tanaman padi lainnya.
"Wereng dikatakan terkendali itu ketika jumlahnya per rumpun padi hanya kurang dari 20 ekor. Kalau sudah di atas itu harus dilakukan upaya pengendalian. Nah, kondisi sekarang memang cukup banyak," ujarnya.
Menurutnya, masifnya hama wereng itu mengakibatkan tanaman padi petani mengalami kerusakan bahkan sebagian di antaranya terancam puso atau gagal panen.
Tingkat serangan wereng di masing-masing lahan padi cukup bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh varietas padi yang ditanam hingga tingkat kelembaban.
Dia turut menjelaskan bahwa masing-masing varietas padi memiliki tingkat kekerasan batang yang berbeda-beda sehingga kondisi itu akan berpengaruh terhadap dampak yang ditimbulkan.
"Ketan juga cukup rentan,"imbuhnya.
Kristina menambahkan, terkait serangan hama wereng Dinas Pertanian Tulungagung telah melakukan serangkaian upaya pengendalian. Pihaknya juga melakukan penyediaan bufferstock pestisida dari APBD Tulungagung dan bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Bufferstock Pestisida dari APBD Kabupaten maupun dari provinsi bisa diakses oleh kelompok tani yang lahan tanamnya terkena Serangan hama wereng," imbuhnya.
Menurutnya kelompok tani bisa mengajukan permohonan pestisida ke dinas pertanian yang sudah direkomendasi oleh petugas POPT dan diketahui oleh PPL sesuai wilayah binaannya.
"Kami juga melakukan gerakan pengendalian bersama kelompok tani dan Petugas Tehnis Lapang (PPL) dan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). Gerakan ini dilakukan secara serempak di lahan tanam yang terserang wereng," jelasnya.
Upaya pengendalian serentak tersebut juga beriringan dengan upaya pembasmian yang dilakukan oleh masing masing-masing secara mandiri. Dinas pertanian juga terus melakukan upaya pendampingan kepada kelompok tani melalui petugas di lapangan.
Berbagai Cara Dilakukan Petani
Pantauan detikjatim di Kecamatan Kauman, para petani mengaku kewalahan mengatasi serangan hama wereng kali ini. Berbagai jenis pestisida telah diberikan, namun belum efektif.
Salah seorang petani di Kecaman Kauman, Taslim, mengatakan serangan wereng tahun ini cukup parah jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau sebelumnya itu disemprot bisa teratasi. La ini beda, saya sudah 12 kali penyemprotan, tapi werengnya masih banyak," kata Taslim.
Tak hanya sekadar disemprot pestisida, pihaknya juga melakukan berbagai lain termasuk menggunakan pasir bercampur solar. "Ini masih coba-coba, ya saking pusingnya. Pasir saya campur solar kemudian ditabur ke area padi," ujarnya.
Harapannya bau solar yang menyengat akan mengurangi populasi wereng di tanaman padinya. "Semoga berhasil," ujarnya.
Pihaknya memastikan hasil panen musim ini akan turun drastis dibandingkan musim sebelumnya. Bahkan beberapa petani di sekitarnya telah menyerah dan membiarkan tanamannya mati.
"Itu banyak yang mati, sebelah selatan dan utara banyak yang gagal panen," kata Taslim.
(dpe/abq)