Ancaman pidana dari pemerintah bagi masyarakat yang nekat mengibarkan bendera One Piece tak berlaku di Kota Surabaya. Nyatanya, masih ada warga yang nekat mengibarkan bendera bendera hitam begambar bajak laut bertopi jerami di sejumlah titik Kota Pahlawan.
Pantauan detikJatim, bendera One Piece itu bisa ditemui di kawasan Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo. Tampak bendera berkibar di bawah Sang Saka Merah Putih dalam satu tiang yang dipasang di atas rumah atau pohon.
Warga pemasang, Arif (49) mengaku sengaja memasang bendera Jolly Roger bukan karena ikut-ikutan tren di media sosial. Namun sebagai bentuk kekecewaannya terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang menyulitkan rakyat kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tadi, untuk kekecewaan saja. Nah, selama ini kan kebijakan-kebijakannya pemerintah itu kan (seperti kurang berpihak ke masyarakat) kasihan masyarakat," kata Arif kepada detikJatim, Senin (4/8/2025).
Arif menambahkan, ia tak hanya memasang bendera di satu titik saja, namun empat titik sekaligus. Sedangkan bendera-bendera One Piece itu ia pesan dari toko online.
Meski demikian, Arif menegaskan bahwa bendera merah putih harus tetap di atas. Sebab menurutnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati.
"Mulai pasang bendera (Jolly Roger One Piece) dari tanggal 30 Juli 2025. Tapi tetap bendera merah putih di atas, NKRI tetap ya harga mati," ujar Arif.
Disinggung soal kebijakan yang tak merugikan rakyat, Ari lantas menyinggung soal pemblokiran rekening bank yang tak digunakan selama lebih dari 3 bulan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Kebijakan pembatasan muatan truk alias Over Dimension Over Loading (ODOL) juga ia diprotes. Ia menyebut kebijakan itu dinilai menjadi salah satu biang keladi sulitnya usaha transportasi material yang dilakoninya belakangan ini.
Dengan diperketatnya aturan ODOL, para pelaku usaha kecil seperti dirinya harus menanggung beban biaya yang meningkat karena tonase pengiriman menurun.
"Harga juga kita harus menyesuaikan. Ujungnya ke masyarakat kecil juga. Kita nggak bisa menaikkan harga semaunya," keluhnya.
Ia pun berharap pemerintah tak hanya membuat aturan, tapi juga memberi solusi konkret. Bukan malah mencekik rakyat kecil seperti dirinya.
"Ibaratnya buat kebijakan tapi harus ada solusi juga," pungkasnya.
(dpe/abq)