Belakangan ini, tren jalan kaki semakin populer di kalangan masyarakat. Aktivitas yang sederhana ini kini menjadi gaya hidup baru dengan pendekatan yang unik dan beragam. Tak hanya mudah dilakukan, jalan kaki juga dinilai sebagai cara praktis untuk menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan kesehatan mental, hingga menurunkan berat badan.
Tren jalan kaki bukan sekadar hobi atau rutinitas biasa. Fenomena ini juga mencerminkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya aktivitas fisik ringan dalam keseharian. Banyak orang mulai memilih jalan kaki sebagai solusi alternatif untuk tetap aktif tanpa harus melakukan olahraga berat.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini tiga tren jalan kaki yang sedang populer dan terbukti bermanfaat bagi kesehatan tubuh:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren Jalan Kaki
Kegiatan jalan kaki ini juga memiliki segudang manfaat kesehatan. Berikut penjelasannya:
1. Japanese Walking: Teknik Interval Jalan Kaki ala Jepang
![]() |
Salah satu tren jalan kaki yang menarik perhatian publik adalah Japanese Walking atau interval walking. Dilansir dari berbagai sumber, teknik ini menawarkan pendekatan berbeda dari target klasik 10.000 langkah per hari.
Dalam praktiknya, interval walking dilakukan dengan cara berjalan cepat selama 3 menit, kemudian dilanjutkan berjalan lambat selama 3 menit. Pola ini diulang sebanyak lima kali sehingga total durasi berjalan adalah 30 menit. Metode ini pertama kali diperkenalkan lewat penelitian di Jepang pada tahun 2007, dan menunjukkan dampak positif terhadap kesehatan seperti peningkatan kekuatan otot, daya tahan tubuh, serta penurunan tekanan darah.
Sebuah studi dalam The Faseb Journal tahun 2018 menemukan bahwa peserta yang rutin melakukan metode ini selama 10 tahun mengalami peningkatan kekuatan kaki hingga 20 persen dan peningkatan kapasitas olahraga sebesar 40 persen. Para peneliti menyimpulkan bahwa metode ini membantu memperlambat penurunan kebugaran akibat penuaan. Bahkan, mereka yang hanya menjalankannya beberapa tahun pun tetap mendapat manfaat signifikan.
Selain itu, teknik interval ini membantu membakar lebih banyak kalori dibanding jalan biasa, karena intensitas yang bergantian menyerupai latihan kardio. Metode ini juga cocok bagi mereka yang mengalami stagnasi penurunan berat badan. Namun, disarankan untuk memulainya secara perlahan, terutama bagi orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
2. Silent Walking: Jalan Kaki Tanpa Gangguan Suara
![]() |
Silent walking adalah tren jalan kaki yang mengedepankan ketenangan. Tidak ada musik, podcast, atau obrolan. Dilansir berbagai sumber, tren ini sangat mirip dengan praktik mindful walking atau meditasi berjalan, yang bertujuan meningkatkan kesadaran terhadap diri dan lingkungan sekitar.
Meskipun riset ilmiah spesifik tentang silent walking masih terbatas, sejumlah studi menunjukkan bahwa berjalan sambil bermeditasi mampu menurunkan stres, memperbaiki suasana hati, meningkatkan fokus, dan memperkuat fungsi otak. Beberapa penelitian bahkan mengungkapkan bahwa kombinasi meditasi dan jalan kaki lebih efektif untuk mengurangi kecemasan daripada dilakukan secara terpisah.
Meski begitu, efektivitas metode ini sangat personal. Bagi sebagian orang, diam bisa menenangkan. Namun bagi lainnya, kesunyian justru memicu pikiran negatif. Oleh karena itu, tidak ada cara yang mutlak benar atau salah. Baik jalan kaki dalam keheningan maupun dengan iringan musik tetap memberikan manfaat selama dilakukan secara sadar dan teratur.
3. Tren 6-6-6 Walking: Rutinitas Jalan Kaki Terstruktur
Tren 6-6-6 walking kini banyak diadopsi sebagai pilihan olahraga ringan namun efektif. Mengacu pada angka enam yang digunakan dalam pola aktivitasnya, tren ini melibatkan berjalan selama 60 menit setiap hari pukul 6 pagi atau 6 sore, diawali pemanasan 6 menit dan diakhiri dengan pendinginan 6 menit.
Teknik ini dirancang agar tetap fleksibel dan cocok untuk mereka yang memiliki rutinitas padat. Milica McDowell, seorang fisiolog olahraga dan VP di Gait Happens, menjelaskan bahwa berjalan dalam zona detak jantung keduasekitar 50% dari maksimalbisa membakar lemak lebih efisien dan membantu mencegah penyakit kronis.
Selain itu, jalan kaki juga minim risiko cedera dibanding olahraga berdampak tinggi seperti lari, sehingga cocok untuk lansia atau individu dengan kondisi khusus. Jika dilakukan secara konsisten, tren ini berkontribusi pada peningkatan kualitas tidur, kesehatan mental, fungsi kognitif, serta menurunkan risiko penyakit seperti diabetes, jantung, hingga demensia.
Berdasarkan rekomendasi beberapa oranganisasi kesehatan, komitmen untuk berjalan kaki minimal 150 menit per minggu dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Konsep jalan kaki 6-6-6 bisa menjadi solusi efektif yang mudah diterapkan siapa saja.
Tren jalan kaki terus berkembang seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup aktif. Mulai dari teknik interval, jalan dalam keheningan, hingga rutinitas 6-6-6, semuanya memiliki keunggulan masing-masing. Yang terpenting adalah memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi fisik dan preferensi pribadi. Jalan kaki bukan hanya tren, tapi juga investasi jangka panjang untuk kesehatan tubuh dan pikiran.
(auh/ihc)