Tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia. Peringatan tahunan ini sebagai bentuk membangun kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya hepatitis.
Berbicara soal hepatitis, di Kota Batu banyak masyarakat yang mengidap penyakit peradangan hati tersebut. Bahkan, bukan hanya warga biasa, ibu hamil juga menderita hepatitis.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu sejak awal Januari hingga pertengahan Juli 2025, tercatat ada sebanyak 115 orang yang menderita hepatitis A,B dan C.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hepatitis A itu ada 3 orang, hepatitis B ada 103 orang dan hepatitis C ada 9 orang. Untuk hepatitis B itu 11 diantaranya ibu hamil," ungkap Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penangulangan Bencana Dinkes Kota Batu dr Susana Indahwati, Senin (28/7/2025).
Sementara untuk kasus hepatitis pada tahun 2024 lalu tercatat ada sebanyak 257 kasus. Dengan rincian, 29 kasus hepatitis A dan 228 kasus hepatitis B (13 diantaranya ibu hamil).
Banyaknya jumlah kasus hepatitis di Kota Batu ini menjadi peringatan untuk lebih aware sehingga bisa mengambil langkah antisipasi terjangkit hepatitis.
Gejala Hepatitis
Gejala hepatitis dapat bervariasi tergantung pada jenis virus dan apakah infeksinya akut atau kronis. Berikut gejala umum hepatitis akut:
- Demam
- Kelelahan ekstrem
- Nyeri otot dan sendi
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
- Diare
- Nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas (terutama area hati)
- Urine bewarna gelap
- Feses bewarna pucat/abu-abu
- Kulit dan mata menguning
- Gatal-gatal pada kulit
Penanganan Hepatitis
Penanganan hepatitis bergantung pada jenis virus dan tingkat keparahannya:
- Hepatitis A (HAV)
Kebanyakan infeksi HAV bersifat ringan dan sembuh total dengan sendirinya. Penanganan berfokus pada terapi suportif (istirahat, nutrisi, hidrasi) dan tidak ada pengobatan spesifik. Vaksin HAV tersedia dan sangat efektif.
- Hepatitis B (HBV)
* Akut: Pengobatan umumnya bersifat suportif.
* Kronis: Tidak semua penderita HBV kronis memerlukan pengobatan. Tapi, bagi yang membutuhkan, obat antivirus dapat diresepkan untuk memperlambat perkembangan sirosis, mengurangi risiko kanker hati, dan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. Vaksin HBV sangat efektif dan direkomendasikan untuk diberikan segera setelah lahir untuk mencegah penularan dari ibu ke anak.
- Hepatitis C (HCV)
Saat ini tidak ada vaksin untuk HCV. Namun, ada obat antivirus yang sangat efektif yang dapat menyembuhkan lebih dari 95% penderita infeksi HCV, sehingga mengurangi risiko kematian akibat sirosis dan kanker hati.
- Hepatitis D (HDV): Infeksi HDV hanya terjadi pada mereka yang sudah terinfeksi HBV. Vaksin HBV juga memberikan perlindungan terhadap infeksi HDV.
- Hepatitis E (HEV): Kebanyakan infeksi HEV bersifat ringan dan sembuh spontan. Ada vaksin HEV, namun belum tersedia secara luas.
Penularan Hepatitis
Susana menyampaikan bahwa hepatitis A dan E pada umumnya menular melalui jalur fekal-oral, yaitu melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi feses orang yang terinfeksi.
"Higiene yang buruk seperti tidak mencuci tangan sebelum buang air besar dan sebelum makan adalah faktor risiko utama," ujarnya.
Sementara untuk hepatitis B, C dan D ini menular melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Seperti penularan vertikal dari ibu ke anak yang terjadi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Kemudian, hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bersama atau peralatan medis yang tidak steril, tranfusi darah, kontak darah atau cairan tubuh lain hingga paparan pekerjaan.
Pencegahan Penularan Hepatitis
Susana mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menangani penularan hepatitis. Mulai dari mengikuti vaksinasi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
Selanjutnya, rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, pastikan makanan dan minuman diolah secara higienis dan dimasak matang, praktik seksual yang aman, melakukan skrining pada ibu hamil, bayi baru lahir hingga skrining produk darah yang akan ditransfusikan.
(auh/abq)