Varian COVID-19 'Stratus' Dominan di RI, Suara Serak Jadi Gejalanya

Kabar Health

Varian COVID-19 'Stratus' Dominan di RI, Suara Serak Jadi Gejalanya

Suci Risanti Rahmadania - detikJatim
Minggu, 27 Jul 2025 12:00 WIB
Ilustrasi COVID-19
Ilustrasi COVID-19/Foto: Getty Images/iStockphoto/Enes Evren
Surabaya -

Kementerian Kesehatan RI mengumumkan kemunculan varian baru COVID-19 yang kini mendominasi di Indonesia. Varian bernama XFG atau 'Stratus' ini disebut punya gejala khas yang tak biasa, yakni suara serak.

Varian Stratus telah terdeteksi menyebar luas, bahkan mendominasi 100 persen sampel pada Juni. Tak hanya di Indonesia, varian ini juga menjadi penyebab utama lonjakan kasus di Inggris dan kini masuk dalam pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dilansir dari detikHealth, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan adanya varian baru yang mendominasi di Indonesia, yakni XFG atau disebut 'Stratus'. Laporan ini merupakan hasil pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, termasuk influenza dan COVID-19, yang dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 Balai Karantina Kesehatan yang berfungsi sebagai sentinel site.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemantauan dilakukan untuk memantau tren penyakit, tingkat keparahan gejala, hingga karakteristik molekuler virus yang beredar. Hingga minggu ke-30, total kasus COVID-19 sepanjang tahun 2025 tercatat 291 kasus dari 12.853 spesimen yang diperiksa, dengan positivity rate kumulatif sebesar 2,26 persen.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, jumlah kasus yang terdeteksi di lokasi sentinel hingga minggu ke-25 mencapai 82 kasus dari 2.613 spesimen.

Pada bulan Juni, varian XFG menjadi varian dominan di Indonesia, terdeteksi pada 75 persen spesimen pada bulan Mei dan meningkat menjadi 100 persen pada Juni. Selain itu, varian XEN terdeteksi sebesar 25 persen pada Mei, namun tidak ditemukan pada bulan Juni.

Varian ini juga memicu peningkatan kasus di beberapa negara, termasuk Inggris, bahkan menjadi strain yang paling dominan di negara tersebut. XFG telah ditetapkan sebagai variant under monitoring (VUM) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena proporsinya yang terus meningkat secara global.

Adapun XFG adalah varian SARS-CoV-2 rekombinan dari subvarian LF.7 dan LP.8.1.2, dengan sampel pertama dikumpulkan pada 27 Januari 2025.

Pada bulan Mei, varian Stratus tercatat menyumbang 10 persen dari seluruh kasus COVID-19 di Inggris. Namun, pada pertengahan Juni, angkanya melonjak menjadi 40 persen. Saat ini, terdapat dua subvarian Stratus yang beredar, yaitu XFG dan XFG.3. Meski begitu, hanya varian XFG yang masuk ke dalam daftar VUM.

Gejala Tak Biasa Varian COVID 'Stratus'

Dokter umum di Harley Street sekaligus Pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan mengatakan Stratus memiliki mutasi spesifik pada protein spike (lonjakan) yang memungkinkannya menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi, tidak seperti varian lainnya.

dr Khan menegaskan Stratus tidak tampak lebih berat atau lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang dinilai cukup khas.

"Salah satu gejala paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa secara umum, gejala Stratus tergolong ringan hingga sedang. Ia juga menyarankan, apabila seseorang mendapatkan hasil tes positif, sebaiknya tetap tinggal di rumah dan menjalani isolasi, karena Stratus merupakan varian yang sangat mudah menular.

Berita ini sudah tayang di detikHealth, baca berita selengkapnya di sini!




(irb/hil)


Hide Ads