Penguatan jaringan warganet di Jatim kian dioptimalkan. Para pegiat media sosial berkumpul dan bersilaturahmi dengan polisi untuk membawa arah bermedia sosial gang lebih positif.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, kegiatan tersebut tak hanya sekedar mempererat tali silaturahmi kepolisian di Subbid Multimedia dengan para perwakilan pegiat Media Sosial.
Namun, juga merumuskan program-program yang dapat mendukung situasi kondusif ruang digital yang aman, nyaman, dan sejuk tanpa postingan serta komentar yang mengandung agitasi, provokasi, hingga hoaks.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kopi darat (Kopdar) ini dilakukan bersama perwakilan pegiat media sosial (netizen) se-Jawa Timur yang mengusung tema 'Membangun Budaya Digital Yang Positif Melalui Etika Bermedia Sosial Yang Baik'," kata Abast dalam keterangannya, Sabtu (26/7/2025).
Kegiatan yang dilaksanakan di Kota Batu itu berlangsung semarak. Menurut Abast, hadirnya revolusi industri 4.0 meniscayakan kehidupan manusia yang serba mudah, cepat, dan instan melalui teknologi digital.
"Hal itulah yang memudahkan siapa saja untuk mengakses beragam informasi hanya dengan mengandalkan ujung jari. Salah satu ancaman yang disebabkan oleh hadirnya revolusi industri adalah membuat banyak hal yang baru sehingga hal yang lama menjadi ketinggalan zaman dan tidak terpakai atau disruption)," ujarnya.
"Dimana dalam disrupsi era Post truth, hoaks dan ujaran kebencian menggunakan platform media sosial untuk alat penyebarannya. Hal ini bukan perkara sepele karena rangkaian serangannya bisa jadi terus bergelombang," imbuhnya.
Abast menilai rendahnya minat baca masyarakat membuat mudah terpengaruh dengan hoaks yang diulang. Sehingga hal yang salah atau hoaks dianggap suatu hal benar.
"Netizen memiliki peran penting dalam membentuk opini dan diskusi online," tuturnya.
Abast menegaskan netizen juga dapat mempengaruhi opini publik dan kebijakan pemerintah melalui aktifitas online melalui medsos. Meski begitu, lanjut Abast, netizen juga rentan menghadapi tantangan seperti penyebaran informasi palsu sampai cyber bullying.
Oleh karena itu, Abast berharap kegiatan dan silaturahmi serupa terus terjalin. Dengan begitu, penyamaan persepsi untuk Jogo Jawa Timur tetap kondusif.
"Terima kasih kepada netizen Jawa Timur yang selama ini telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menjaga ruang digital dengan turut meredam berbagai isu negatif, berita hoaks, ujaran kebencian yang berkembang di masyarakat," paparnya
Sementara itu, Kasubid Multimedia AKBP Nurul Anaturoh menerangkan, temu netizen rutin diselenggarakan. Tujuannya, tak lain untuk tetap menjaga tali silaturahmi antara Polri dengan para penggiat maupun pegiat media sosial.
"Rutin kami selenggarakan untuk tetap konsisten menjaga tali silaturahmi dengan para penggiat dan juga pegiat media sosial," jelasnya.
Nurul menyebutkan ada ratusan perwakilan netizen dari sejumlah daerah se-Jatim beserta para Kasi Humas Polres/ta/tabes jajaran Polda Jatim yang hadir di sana. Selai itu, ada pula perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Prov Jatim Sherlita Ratna Dewi, Ketua Harian Komite Komunikasi Digital Jatim DR. Arief Rahman, hingga Polisi Baik Ipda Purnomo.
(pfr/hil)