Mulai saat ini puluhan Bhabinkamtibmas di jajaran Polres Pacitan memiliki kesibukan baru. Mereka akan keliling kampung di wilayah binaan. Tak sekadar melaksanakan tugas menjaga keamanan dan ketertiban, mereka juga akan mengajak warga ngopi bareng.
Sepeda motor yang selama ini digunakan untuk operasional pun sudah disulap sedemikian rupa. Sebuah kotak berbahan kayu terpasang pada jok belakang. Di dalamnya terdapat kompor mini, bahan bakar gas, serta kopi kemasan. Ada pula payung tenda yang dapat dilepas pasang.
Saat mengundang warga untuk ngopi bareng, bhabinkamtibmas segera menyiapkan semua kelengkapan. Bagian ujung kotak kayu dibuka hingga membentuk meja. Di atas papan itu proses merebus air hingga menyeduh kopi dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Filosofi 'Kopi Bolo Bhabin' lahir karena minuman tradisional itu simbol keakraban, dinikmati sambil ngobrol, bolo sebagai teman, dan bhabin sebagai sahabat masyarakat," ujar Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar tentang nama salah satu program inovasi tersebut.
Dikatakan, program Kopi Bolo Bhabin adalah tindak lanjut program serupa yang sudah dicanangkan di Polda Jatim. Tentu hal itu bertujuan untuk mendekatkan Polri dengan masyarakat. Dipastikan jauh dari kesan simbolik, program ini diharapkan menjadi sarana membuka ruang diskusi dengan warga.
"Para bhabin akan berkeliling dari desa ke desa, menyambangi pos ronda, teras rumah warga, hingga balai desa," kata Ayub.
"Sambil menyeduh kopi, para bhabin akan membuka ruang diskusi ringan mulai dari masalah keamanan lingkungan, kenakalan remaja, persoalan sosial, hingga persoalan administratif warga," tambahnya.
Satu lagi inovasi Polres Pacitan yang resmi diluncurkan Kapolres Ayub. Program itu bernama 'SIM Bolo Bhabin'. Warga yang akan mengurus SIM akan diberi pelatihan dasar langsung oleh bhabin. Tak hanya secara teori, calon pemohon SIM juga akan mendapat latihan praktik.
Adapun sasaran utama SIM Bolo Bhabin adalah warga pedesaan yang kerap kesulitan mengakses layanan pembuatan SIM. Salah satunya karena keterbatasan waktu, biaya, serta jarak ke pusat kota. Setelah mendapatkan pelatihan, pemohon diharapkan kian percaya diri dan dapat lulus mengikuti semua tahapan ujian.
"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat tidak hanya tahu pentingnya memiliki SIM, tapi juga punya kemampuan dan keberanian untuk mengikutinya," imbuhnya.
Peluncuran inovasi tersebut mendapat sambutan antusias, baik dari warga maupun pemerintah daerah. Program ini dinilai sebagai langkah maju dalam pendekatan humanis kepolisian. Hal itu sekaligus mematahkan kesan kaku saat warga masyarakat harus berurusan dengan layanan kepolisian.
"Lewat ngopi santai bareng, kami ingin hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi juga pendengar dan sahabat. Di sisi lain, para bhabin bukan sekadar menjadi pelatih, tapi sekaligus mendampingi masyarakat yang akan mengikuti ujian SIM," pungkas kapolres.
(dpe/abq)